Bergantung Penerbangan Komersil, Layanan Pengiriman Barang Sempat Dihentikan

Bergantung Penerbangan Komersil, Layanan Pengiriman Barang Sempat Dihentikan

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Jasa pengiriman barang Lion Parcel sempat terhenti. Saat pemerintah membatasi sementara penerbangan. Sebagai upaya menekan penyebaran saat awal corona merebak.

Supervisor Lion Parcel Balikpapan Enggar Amelia mengatakan, pihaknya sempat menutup pelayanan pada Mei hingga Juni. Karena minimnya penerbangan dari dan menuju ke sejumlah daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

"Sekarang sudah mulai naik lagi (permintaan jasa pengirimam, red). Sejak bulan Juli," kata Enggar ketika ditemui di kantornya, di Komplek Ruko Pelangi B. Point Jalan Yoes Sudarso, Selasa (11/8/2020).

Dia menjelaskan, Lion Parcel merupakan perusahaan jasa pengiriman di bawah naungan Lion Air Group. Sehingga, penyediaan layanan ekspedisi hanya menggunakan armada milik maskapai Lion Air. Yang merupakan pesawat komersil untuk penumpang. Namun di satu sisi hal itu menjadi keunggulan tersendiri, sebutnya, karena berkaitan dengan kecepatan pengiriman.

Menurut Enggar, tekanan dialami pada awal-awal pandemi COVID-19. Ketika sejumlah daerah seperti Berau, Tanjung Selor dan Tarakan, menutup akses penerbangan. Atau memang penerbangan berkurang karena efek pembatasan sosial. Itu terjadi pada akhir Maret hingga April.

Pihaknya pun terpaksa menyiasati urusan teknikal itu. Yaitu, barang kiriman ke daerah-daerah tersebut diturunkan di Balikpapan. Kemudian diteruskan ke tujuan dengan kendaraan darat. Begitupun sebaliknya, barang-barang yang kiriman dari daerah-daerah itu diangkut ke Balikpapan. Lewat darat lagi. Kemudian dari Balikpapan baru dikirimkan ke tempat tujuan.

Konsekuensinya, kata dia, mesti ada penambahan armada darat. Dan ada pembengkakan biaya. "Benar-benar susah waktu bandara tutup. Tapi kita tetap berusaha menjaga barang dan kepercayaan konsumen," katanya.

Kondisi terberat, dialami pada Mei dan Juni. Ekspedisi itu menutup pelayanannya. Pesawat komersil untuk penumpang sempat ditutup. Hanya pesawat kargo yang diperbolehkan. "Gara gara itu, jadi agak mulai menurun penjualannya," imbuh Enggar menerangkan.

Namun demikian, ia melanjutkan, kini bisnis itu mulai bergeliat lagi. Meski belum berada pada kondisi normal. Dia menggambarkan, kondisi penjualan jasa berada di angka sekitar 80 persen dibandingkan sebelum adanya wabah pagebluk COVID-19.

Penyebabnya, masih ada beberapa penerbangan belum kembali normal sepenuhnya. Terutama ke daerah-daerah di wilayah Indonesia Timur, seperti Jayapura.

Masalah lainnya, adalah jadwal penerbangan yang diperpendek. Yang artinya, waktu untuk mengakumulasi kiriman kian singkat. Dia mengatakan, biasanya Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan masih dibuka hingga pukul 23.00 malam. Pada masa adaptasi kebiasaan baru ini, bandara itu sudah tutup pukul 18.00 sore.

Namun, Enggar tetap optimistis menatap prospek bisnis ke depan. Pihaknya telah menyiapkan strategi untuk itu. "Optimistis bulan ini naik. Rencananya bakal ada promo untuk pengiriman dokumen. Dan promo-promo lain," pungkas wanita berhijab itu. (das/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: