Sempat Lesu, Bisnis Jasa Pengiriman Perlahan Pulih

Sempat Lesu, Bisnis Jasa Pengiriman Perlahan Pulih

Samarinda, DiswayKaltim.com - Bisnis jasa pengiriman dan logistik terus tumbuh. Seiring naiknya tren transaksi jual beli online. Selama pandemi COVID -19.

Kepala Cabang Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Samarinda Nandry Hidayat mengatakan peningkatan terjadi hingga 30 persen. Meski begitu, ia menyebut, di masa awal pandemi pada Februari hingga Maret, sempat terjadi penurunan hingga 10 persen.

Hal tersebut terdampak dari terhambatnya stok barang yang berasal dari China. Dampak dari lockdown memengaruhi pengiriman barang.  Sehingga stok produksi di Pulau Jawa sempat kosong. Menyebabkan minimnya pengiriman barang ke daerah, termasuk Kaltim.

"Sebagian masyarakat mungkin juga masih bingung pada saat itu, apa kirim barang ini aman di masa pandemi," ungkapnya kepada Disway Kaltim melalui sambungan telepon, Selasa (11/8).

Jasa pengiriman mulai membaik. Bahkan cenderung meningkat. Sejak pemerintah menetapkan kebijakan social distancing dan bekerja dari rumah. Kebijakan tersebut mendorong masyakarat untuk sepenuhnya beraktivitas dari rumah. Yang mengubah pola interaksi ekonomi beralih secara online. Pola ini, kemudian juga berdampak pada meningkatnya jasa pengiriman. "Sejak Mei mulai membaik. Dan cenderung meningkat sampai sekarang," ujar Nandry.

Di saat new normal seperti sekarang. Meski aktivitas masyarakat sudah kembali normal. Aktivitas jasa pengiriman tetap stabil. Nandry menyebut bisa melayani pengiriman lebih kurang 1.000 koli atau setara 1 ton barang per hari. Baik barang yang dikirim maupun yang masuk ke Samarinda.

Sebagian besar, pengiriman datang dari Pulau Jawa. Terutama Jakarta dan Surabaya. Paling banyak barang yang dikirim, kata Nandry, berupa dokumen, makanan, dan produk-produk jualan online. Seperti pakaian, kosmetik, produk dan produk kesehatan.

Meski tren pengiriman logistik meningkat. Nandry menyebut pihaknya tidak menaikkan biaya pengiriman. Harga dipatok Rp 30 ribu per kilogram untuk tujuan Pulau Jawa. Dan Rp 50 ribu per kilo gram untuk tujuan wilayah Indonesia Timur. Sedangkan untuk wilayah Kaltim, harga dipatok di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram.

Nandry juga mengatakan, meski pertumbuhan jasa pengiriman melonjak tajam. Pihaknya sempat terkendala distribusi barang selama pandemi. Terutama saat pesawat komersil mulai mengurangi jadwal penerbangan karena sepinya penumpang. "Sempat juga kan, pesawat disetop oleh pemerintah. Di situ kami terdampak," keluhnya.

Untuk menyiasati hal tersebut, pihaknya sempat menggunakan pesawat kargo dalam sekali ekspedisi barang. Saat ini, meski pesawat komersil sudah kembali beroperasi. Namun tetap tak sebanyak sebelum pandemi COVID-19. Sehingga pihaknya terpaksa menutup jasa layanan pengiriman premium. "Dulu kami melayani pengiriman premium alias express. Sehari sampai. Sekarang sudah tidak bisa lagi," ungkapnya.

Ia berharap pandemi COVID-19 bisa segera berakhir. Ia optimistis bisnis pengiriman tetap stabil. Meski pandemi COVID-19 nantinya sudah selesai. Karena pola hidup masyarakat sudah terbentuk. Untuk mengoptimalkan transaksi online yang lebih efisien.

Lain hal dengan J&T Express Balikpapan. Perusahaan jasa layanan pengiriman logistik baru ini, mengaku kondisi pasar fluktuatif di masa pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: