BPBD Pantau Kesiapan Sekolah

BPBD Pantau Kesiapan Sekolah

Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, Andi Santiaji Pananrangi, memantau kesiapan pelaksanaan AKB di salah satu sekolah di Bulungan, Selasa (11/8).

Tanjung Selor, Disway- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Utara, melaksanakan monitoring kesiapan pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sejumlah sekolah, di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Selasa (11/8).

Monitoring ini, dipimpin Kepala Pelaksana BPBD Kaltara Andi Santiaji Pananrangi. Tim BPBD Kaltara bersama BPBD Bulungan, melihat kesiapan di SMP Negeri 1 Tanjung Selor. Kemudian, berlanjut di SMP 7, dan berakhir di SMAN 1 Tanjung Selor.

Dikatakan, melihat kesiapan AKB di satuan pendidikan, tidak ada sangkut paut dengan kewenangan pembagian tugas satuan pendidikan, yakni Pemprov untuk SMA/sederajat, dan pemkab/pemkot untuk SD dan SMP.

“Akan tetapi, persoalan penanganan COVID-19 adalah tugas kita semua, secara bersama-sama,” ujar Andi Santiaji.

Dari tiga sekolah sampel yang dipantau, seluruhnya belum cukup siap. Untuk memulai pembelajaran tatap muka. Jika sekolah belum benar-benar siap, metode belajar tatap muka, diimbau untuk tidak dipaksakan.

“Jangan sampai ada klaster baru. Jadi, semuanya harus siap. Bagaimana protokol siswa masuk melalui gerbang sekolah. Bagaimana protokol di dalam, dan di luar ruang kelas,” ujarnya.

Karena itu, Andi Santiaji meminta sekolah menambah fasilitas cuci tangan. Sebab, dianggapnya masih kurang. “Orang-orang yang masuk lingkungan sekolah, juga harus diperiksa suhu, dengan alat thermogun. Tadi, ada yang belum menerapkan. Ada juga yang menerapkan, tetapi setelah saya ingatkan. Seharusnya, ini sudah menjadi kelaziman di era kenormalan baru seperti sekarang, meskipun siswa belum masuk sekolah,” ujarnya.

Jika penyelenggaraan pembelajaran tatap muka dilaksanakan, praktis pascapenggunaan ruang kelas harus disemprot disinfektan setiap hari.

Tidak hanya sekolah, taman bermain dan lingkungan kampus, juga diminta BPBD tidak memaksakan diri menerapkan pembelajaran tatap muka. Jika sepenuhnya memang belum siap.

Saat ini, lanjutnya, Pemprov juga tengah memfinalkan rapergub tentang AKB, yang di dalamnya termaktub standar-standar protokol kesehatan di tempat-tempat umum, dan berbagai sektor. Termasuk di satuan pendidikan.

“Menurut pengakuan beberapa pimpinan sekolah dan guru-guru, mereka sudah bosan dengan kegiatan belajar mengajar secara daring. Dan, di satu sisi, memang masih ada yang khawatir. Meskipun syarat dibukanya sekolah itu harus ada persetujuan orangtua, rekomendasi Gugus Tugas, kepala daerah dan atau Dinas Pendidikan,” ujarnya.

Selain di Tanjung Selor, dalam waktu dekat, BPBD Kaltara juga akan melakukan survei dan monitoring di kabupaten/kota lain. “Kita tidak boleh lengah. Walaupun kurva sudah menurun, setiap hari masih saja ada penambahan kasus,” ujarnya. HMS/REY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: