Hampir Dua Ribu Kapal Keluar Masuk Balikpapan

Hampir Dua Ribu Kapal Keluar Masuk Balikpapan

Wakil Ketua I DPC INSA Cabang Balikpapan Joko Subiyanto. (Ferry Cahyanti/nomorsatukaltim.com)

Pelabuhan Balikpapan menjadi salah satu bandar tersibuk di Indonesia. Meski di masa pandemi saat ini. Dalam sebulan rata-rata hampir dua ribu kapal lalu lalang.

---------------------

Meminjam data terbaru Indonesian National Shipowners' Association (INSA) tercatat ada 1.991 Penetapan Penyandaran Kapal (PPK) di Balikpapan.

PPK adalah dokumen lokasi tambat kapal dan bongkar muat barang. Yang ditetapkan Kantor Otoritas Utama dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.

Wakil Ketua I DPC INSA Cabang Balikpapan Joko Subiyanto menyebut kapal yang bersandar tercatat dari berbagai jenis. Bahkan pernah ada kapal dengan ukuran super jumbo.

“Pernah masuk kapal untuk rig punya. Itu ketinggiannya hampir 150 meter,” kata Joko Subiyanto. Untuk memastikan jawaban itu, Disway Kaltim sempat menanyakan ulang, “Iya, memang segitu tingginya,” jawab Joko.

Pada 2003, juga sempat masuk kapal setinggi 64 meter dengan jenis kapal general kargo. Sedangkan kapal-kapal jenis kontainer sudah sering lalu-lalang.

Fakta yang dibeber Joko ini bisa menjadi pegangan pemerintah. Untuk menetapkan proyek jembatan tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU).

Karena jika tidak diantisipasi. Khususnya terkait ketinggian jembatan yang disebut hanya 50 meter. Maka akan membatasi kapal masuk. Jika melihat data di atas, kapal yang masuk bisa setinggi ratusan meter. “Hanya kapal berukuran di bawah 50 meter yang bisa masuk,” ulangnya.

Saat ini, kapal-kapal tersebut mengangkut crude palm oil (CPO), minyak, kayu, sampai batu bara. Tiap hari, Joko menyebut lalu lintas kepelabuhanan cukup padat. Hal itu karena tidak ada penghalang ketinggian. Perputaran pergerakan kapal paling banyak pun ada di sini. “Apalagi nanti kalau sudah menjadi ibu kota negara,” jelasnya.

Kalimantan Timur yang sepanjang pesisir timurnya berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia-II (ALKI II) memang begitu strategis. Dengan konsep geostrategis yang didukung tiga variabel. Rute perdagangan, pusat sumber daya dan batas negara.

Kalimantan pada bagian barat berbatasan Laut China Selatan dan Selat Karimata. Yang merupakan bagian ALKI I. Lalu pada bagian timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi (ALKI II).

Potensi besar ini perlu dicermati. Sebagai jalur pelayaran domestik dan internasional. Apalagi kalau jalur pelayaran ALKI I sudah terlalu padat. Yang memengaruhi waktu bongkar muat.

Kegelisahan pengusaha pelayaran itu mencuat dengan rencana pembangunan jembatan tol setinggi 50 meter di Teluk Balikpapan. Apalagi Balikpapan-PPU sudah terhubung melalui Jembatan Pulau Balang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: