Gubernur Imbau Tak Mudah Terprovokasi Isu Terorisme

Gubernur Imbau Tak Mudah Terprovokasi Isu Terorisme

Tampak Gubernur Kaltara berdialog terkait pencegahan terorisme. (Humas Pemprov Kaltara) Bulungan, DiswayKaltim.com - Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) membuka kegiatan rembuk aparatur kelurahan dan desa tentang literasi informasi melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kaltara. Kegiatan yang dibawahi langsung oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kaltara. “Jadi kita provinsi yang cepat terbentuknya FKPT, itu sejak tahun 2013. Maka usianya sudah masuki 6 tahun,” ucap Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie kepada DiswayKaltara, Rabu (14/8). Kata dia dalam melakukan pencegahan terorisme di Kaltara, maka FKPT ini harus didukung dengan anggaran dari pemerintah. Pembiayaan berupa hibah anggaran, kata dia, sudah diberikan sejak tahun 2017 sebesar Rp 200 juta, di 2018 tidak ada dan tahun 2019 sebesar Rp 50 juta. “Kalau di provinsi lain saya rasa jumlahnya lebih kecil. Kegunaannya supaya FKPT ini bisa berdaya guna untuk melaksanakan tugasnya, dalam berkoordinasi, komunikasi, dan sosialisasi sejak dini terkait pencegahan terorisme,” bebernya. Dia menyebutkan, jika Kaltara merupakan daerah perbatasan, maka wilayah ini menjadi daerah perlintasan yang cukup rawan. Sehingga untuk wujud nyata terorisme tidak terlihat, yang biasanya melintas untuk menuju ke wilayah Negara Filipina bagian selatan, dan Negara Malaysia bagian Sabah. “Bukan kita curiga, tapi perlu waspada terkadang kelompok dari Sabah yang berwarga Negara India. Mereka inikan tidak bisa berbahasa Indonesia,” tuturnya. Tapi, kata dia, sepanjang melakukan akitivitas keagamaan secara syariat. Tidak mengganggu dan membuat kekacauan maka itu boleh saja. Karena Negara Indonesia menganut paham demokrasi, sehingga semua dihargai. “Kaltara sampai hari ini aman, damai, tidak ada gejolak yang berlebihan. Bahkan dibanding provinsi lain kita justru lebih aman,” jelasnya. Sehingga dia mengimbau warga Kaltara agar tidak mudah terprovokasi, jika adanya informasi tidak diketahui sumbernya. Dia mengajak untuk baiknya disaring sebelum di sharing. “Kita perbanyak membaca, agar pengetahuan luas. Banyak bergaul agar mengenal satu sama lain,” ungkap Irianto. (*/ady/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: