Kebijakan Pelonggaran Diharapkan Pacu Ekonomi Kaltim

Selasa 30-06-2020,11:00 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Kebijakan pemerintah pusat dan daerah melonggarkan aktivitas perekonomian di masa pandemi, diyakini memacu pertumbuhan ekonomi. Sejumlah pengusaha Kalimantan Timur mengharapkan ekonomi bertumbuh positif meski pandemi masih terjadi.

Memasuki kuartal ketiga, sejumlah kegiatan ekonomi kembali berjalan. Rumah makan dan hotel kembali beroperasi. Kemudian sejumlah mal juga menambah jam operasional. Sementara penumpang bandara maupun pelabuhan berangsur ‘normal’.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur (Kaltim), Slamet Brotosiswoyo menjelaskan kegiatan bisnis seharusnya bergerak meski wabah belum berakhir. Kalau terus ditahan, dampak buruknya akan membesar. Selain penanganan penyakit, pemerintah akan kesulitan menangani ekonomi yang semakin emburuk.

 “Karena dampak Corona membuat 6.000 pekerja dirumahkan dan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Itu dampaknya sangat berat untuk Kaltim terutama bagi pekerja yang nonformal,” ucap Slamet Brotosiswoyo, Senin (29/6).

Menurut dia, masalah ini menjadi tanggung jawab dan pemikiran bersama agar kesulitan yang terjadi bisa diatasi. Semua pihak jangan terpaku pada penyelesaian virus. Meski belum bisa berjalan secara maksimal, bagi Slamet kebijakan yang dikeluarkan pemerintah cukup membangkitkan berbagai sektor.

“Keputusan yang diambil cukup tepat, yakni ekonomi dibuka dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.  Apalagi Kaltim hanya mengandalkan migas dan batu bara saat Corona.

Ia mengharapkan dimulainya kegiatan usaha bisa mengembalikan ekonomi di Kaltim seperti semula. Maka pihaknya yakin tahun depan dapat berjalan normal. Dengan melihat kondisi yang ada, realisasi pertumbuhan Kaltim tahun ini tidak akan seperti tahun sebelumnya yang bergerak ke arah positif.

“Sekarang ini di kuartal pertama sebesar 1,27 persen. Mudah-mudahan akhir tahun bisa sampai 2,5 persen. Itu sudah sangat bagus,” ujar pria yang memimpin Apindo Kaltim tiga periode.

Melansir data BPS, pada tahun 2019 ekonomi Kaltim tumbuh sebesar 4,77 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 8,65 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 9,97 persen

Terpisah Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop UMKM) Kaltim, Fuad Asaddin mengungkapkan salah satu upaya memulihkan memulihkan ekonomi, pemerintah fokus menjaga agar pelaku UMKM tetap bertahan.

Mereka yang usahanya tersendat diberikan bantuan. Ada 8.000 UMKM yang menerima sumbangan sebesar Rp250.000 setiap bulan hingga Juni. “Pendampingan terhadap UMKM juga dilakukan. Mereka kami latih menjalankan usaha secara online,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Perindagkop UMKM melalui survei dari 7.105 pelaku usaha tentang masalah Covid-19, sebanyak 57,9 persen mengeluhkan penjualan yang sulit. Sementara 22,13 persen tentang permodalan. Selanjutnya 10,49 persen kesulitan operasional. Sisanya soal produksi dan bahan baku.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan agar pelaku UMKM mampu bertahan di tengah pandemi maka dibutuhkan program-program nyata.

Bank Indonesia menggagas program UMKM Bangkit. Hal itu mendorong pemulihan dan menjaga kinerja UMKM di tengah pandemi Covid-19. “UMKM Bangkit dilakukan melalui peningkatan kualitas produk dan manajemen melalui pembelajaran secara daring/online (learning from home) dan mendorong penjualan dengan mengintegrasikan pasar virtual,” urai Bimo Epyanto.

Selain itu penguatan branding produk dengan memanfaatkan sosial media, optimalisasi pembayaran digital, dan sarana pengiriman secara masif. Tujuannya menggairahkan permintaan masyarakat, meningkatkan kinerja UMKM, serta mempersiapkan UMKM di era new normal atau tatanan hidup baru.

Tags :
Kategori :

Terkait