Samarinda, DiswayKaltim.com - Kasus perundungan seorang remaja perempuan akibat memperebutkan seorang remaja laki-laki Senin (8/6) lalu, di Kecamatan Sambutan masih ditangani. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim, Polresta Samarinda berharap ada upaya damai.
Hal tersebut diungkapkan Kanit PPA, Iptu Teguh Wibowo melalui seluler, Jumat (12/6) siang. Teguh mengatakan jajarannya didampingi Balai Permasyarakatan (Bapas) dan Kejaksaan Samarinda, masih memiliki rentang waktu 27 hari kedepan, agar permasalahan diantara remaja dibawah umur tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. "Jadi kami itu diberi masa waktu 30 hari untuk massa tenggat waktu jalur diversi. Saat ini sisa 27 hari dan kami akan terus mengupayakannya," tegas Teguh.
Teguh melanjutkan proses penyidikan polisi masih ditahap pemeriksaan keterangan. Yakni pada tiga di antaranya yang berstatus sebagai terduga pelaku penganiayaan, satu saksi dan satu korban. "Yang kami periksa baru itu saja. Dan setelah dimintai keterangan anak-anak ini langsung kami pulangkan untuk menunggu waktu pemanggilan selanjutnya," imbuhnya.
Dalam perkara ini, Teguh mengingatkan agar para orangtua korban maupun pelaku pengeroyokan bisa berperan penting dimasa perkembangan anak. Agar kejadian serupa tak lagi terulang. "Orangtua tentu memiliki peran vital, jangan sampai masa bodoh, enggan memperhatikan anaknya. Anaknya pergi keluar juga engga ditanya mau ke mana, ngapain, sama siapa. Jadi kami harapkan orangtua jangan sampai acuh dengan tumbuh kembang anaknya," harapnya.
"Anak-anak itu kan emosionalnya masih labil. Istilahnya kalau nongkrong di tempat nakal, ya jadi nakal. Kalau diarahkan pasti jadi anak yang baik," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus perundungan seorang remaja perempuan itu berawal dari aksi saling ejek, lantaran memperebutkan seorang remaja cowok. Sebut saja Mawar dan Melati. Kedua remaja perempuan 12 tahun yang terlibat cinta monyet dengan seorang remaja remaja laki-laki dengan nama samaran Romeo.
Romeo yang berpacaran dengan Mawar belakangan diketahui malah dekat dengan wanita lain, yakni melati. Mengetahui perihal tersebut, Mawar kemudian mengejek Melati melalui layanan pesan singkat.
Lantaran tak terima, diejek dari pesan singkat yang dikirimkan Mawar. Melati kemudian mengajak bertemu di Jalan Kapten Sudjono pada Selasa sore (9/6). Singkatnya, dipertemuan tersebut, Mawar menjadi korban pemukulan yang dilakukan Melati dan beberapa rekannya. Perundungan itu direkam oleh salah satu rekan Melati. Hingga akhirnya video kekerasan dikalangan remaja dibawah umur itu, viral disejumlah kanal media sosial. (aaa/boy)