Kondisinya Kurang Terawat, Pernah Disinggahi Turis Mancanegara

Jumat 12-06-2020,11:30 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Berdiri dari dalam bangunan sebuah menara setinggi kurang lebih 30 meter. Puncak menara berbentuk bola dunia yang terdiri dari dua buah cincin saling silang. Di tengahnya terpasang anak panah yang mengarah selatan ke utara.

Dua buah pelat besi mengapit anak panah penunjuk arah itu, di pelat besi itu tertulis dengan pola, angka yang menunjukkan posisi persis lokasi tugu berdasarkan garis tengah bumi.

Angkanya: 00° 00’ 00′ dan 117° 21’ 47′ BT (baca: nol nol derajat, nol nol menit nol nol detik dan 117 derajat 21 menit 47 detik, bujur timur).

Di depan tugu terdapat prasasti tanda peresmian, yang menerangkan bahwa tugu khatulistiwa Santan Ulu itu merupakan hasil karya bakti Latsitarda Nusantara XIV. Diresmikan pada 2 Juli 1993 oleh Panglima ABRI saat itu; Jenderal TNI Feisal Tanjung.

Pada prasasti yang lain dijelaskan, tahun 2011 tugu ekuator Santan Ulu direnovasi. Atas kerja sama antara PT Kaltim Methanol Industri dengan Kodim 0908/Bontang.

Lahan yang ditempati titik penanda garis khatulistiwa itu seluas sekitar dua hektare. Namun disayangkan, kondisinya tampak kurang terawat.

Bangunan tugu dikelilingi dengan taman, yang ditanami tanaman hias bercampur tumbuhan semak liar. Sampah-sampah plastik sisa makanan dan minuman juga semakin mengurangi nilai estetika kawasan itu.

Untuk masuk ke lokasi tugu, dari jalan poros, pengunjung melalui jalan kecil. Terbuat dari beton, sepanjang kira-kira 300 meter. Ada loket penjualan tiket di pintu masuk. Di ujung jalan masuk tersedia lapangan parkir, luasnya sekitar 50 x 100 meter persegi.

Dari halaman parkir, pengunjung harus berjalan kaki, menaiki lima anak tangga, dan berjalan menanjak sekitar 100 meter dan menaiki empat anak tangga terakhir sebelum sampai di tugu.

Tags :
Kategori :

Terkait