Jalan Ninja City agar Lepas dari Sanksi

Senin 08-06-2020,22:00 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Manchester City telah menyiapkan segalanya untuk memenangi persidangan. (Image/ESPN)

November 2018, sebuah situs bernama Football Leaks dan majalah asal jerman Der Spiegel mengeluarkan laporan yang mengejutkan publik sepak bola. Beberapa tim Eropa terjerat penyelewengan Financial Fair Play (FFP). Paris Saint-Germain dan Manchester City didapuk jadi dua tim yang pelanggarannya paling vital. Motifnya sama, memanipulasi laporan keuangan.

Dengan transfer gila-gilaan yang dilakukan PSG dan City beberapa tahun terakhir menjadi pertanyaan besar. Yakni, dari mana uangnya?

Der Spiegel yang bekerjasama dengan Football Leaks telah melacak bahwa kedua tim memasukkan dana raksasa dari owner klub. Padahal jelas, dalam aturan FFP dana yang dikelola klub haruslah berasal dari uang yang didapatkan klub itu sendiri. Baik dari sponsor, tiket, marchendise, dan kompensasi dari kompetisi yang diikuti.

Saat laporan itu dibuat, UEFA berjanji akan menelusuri temuan tersebut. Publik sempat ragu. Karena track record UEFA terhadap kasus FFP yang melibatkan tim elit Eropa sangat buruk. Kebalikannya jika berhadapan dengan tim dari luar 5 besar liga top Eropa.

Lebih dari setahun UEFA melakukan ‘penyelidikan’. Maret tahun lalu UEFA mendakwa Manchester City bersalah dan terancam sanksi larangan bermain di kompetisi Eropa selama dua musim. FA sendiri sempat akan memberi sanksi tambahan jika City terbukti bersalah di pengadilan.

Kasus terus berjalan. UEFA terus melakukan penyelidikan tambahan ke klub. Manchester City, menurut UEFA disebut menghalang-halangi proses ponyelidikan itu.

Kini City benar-benar diambang sanksi berat. Yakni larangan bermain di kompetisi Eropa (Liga Champions dan Liga Europe) selama dua musim beruntun terhitung dari musim depan. Serta denda sebesar 200 juta paun. Belum lagi ditambah sanksi susulan dari federasi sepak bola Inggris.

Lebih berbahaya bagi City karena tidak bermain di kompetisi Eropa, dimana mereka tak pernah absen bermain di Liga Champions sejak musim 2011/12. Potensi kehilangan pendapatannya mencapai 100 juta paun.

Tags :
Kategori :

Terkait