Terombang-ambing 12 Jam, Begini Kronologis 11 Awak KM Aviat

Senin 05-08-2019,16:34 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Akdin, nakhoda KM Aviator Samudra. (Andrie/DiswayKaltim.com)

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Sebuah kecelakaan laut terjadi di Laut Sakala bagian Utara Lombok pada Jumat (2/8/2019) pagi.

Kapal Motor  Aviat Samudra yang memuat garam dan bawang tenggelam setelah mengalami kerusakan pada bagian kemudi kapal.

Akibat kerusakan tersebut, 10 anak buah kapal (ABK) dan seorang nakhoda terombang-ambing sejak Jumat, 3 Agustus 2019 pukul 08.03 Wita hingga Sabtu, 4 Agustus 2019 pukul 00.15 Wita.

"Di tengah perjalanan, kapal kami mengalami patah as kemudi yang menyebabkan air masuk melalui palka sehingga kapal tidak bisa berfungsi. ABK saya sudah berusaha menguras air yang masuk di kapal, tapi kapal tetap tenggelam pada Jumat pagi jam 08.03 Wita," ujar Akdin, nakhoda KM Aviat Samudra, Senin (5/8/2019) ditemui di Puskesmas Manggar Baru saat dirawat.

Beruntung 11 awak kapal KM Aviat Samudra ini ditemukan oleh sebuah kapal nelayan asal Manggar, Balikpapan.

Menggunakan KM Restu Alam, kesebelas awak tersebut berhasil dievakuasi menuju Balikpapan.

"Jumat malam atau Sabtu dini hari itu sekitar pukul 00.15 Wita kami diselamatkan oleh nelayan KM Restu Alam yang sedang melintas. Tujuannya kata nakhodanya ke Manggar, Balikpapan," terangnya.

Menurut pengakuan Akdin, KM Aviat Samudra ini berlayar membawa garam sebanyak 220 ton dan bawang sebanyak 85 ton. Dengan tujuan dari Bima, NTB ke Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

"Kapal kami KM Aviat Samudera tenggelam itu di Perairan Timur Laut Sakala Bagian Utara Lombok. Kapal berlayar dari Bima menuju Banjarmasin dengan muatan garam 220 ton dan bawang merah 85 ton," jelasnya.

Selama terombang-ambing di tengah laut dan berpegangan dengan rakit selama hampir 12 jam lebih, 11 awak KM Aviat Samudra ini hanya memakan mi instan dan minum sisa air mineral gelasan saja.

"Kami cuma bisa selamatkan mie bungkus itu ada 7 dan air gelasan ada 10. Tapi kami ini enggak merasa lapar, hanya takut dan kedinginan saja," terang Akdin.

Sementara itu, berdasarkan keterangan M Bahar (44), nakhoda KM Restu Alam menjelaskan, dirinya bersama dua orang nelayan lainya hendak menangkap ikan diperairan Selat Madura.

Namun, saat melintas di perairan Sakala, melihat sebuah sinar yang memberi kode. Spontan dirinya langsung mendekati sumber cahaya tersebut.

"Saya tujuannya mau ke Selat Madura kan nangkap ikan seperti biasa. Tapi pas lewat kok ada cahaya yang kaya kasih kode gitu. Saya dekati lah. Jarak satu lemparan saya tanya mereka kenapa," ujar M Bahar.

Sempat takut dan was-was saat mau menolong awak KM Aviat Samudra tersebut, M Bahar memastikan terlebih dahulu barang bawaan yang mereka pegang. Bahkan Bahar sempat memutari mereka yang sedang berpegangan pada sebuah rakit.

"Saya sebetulnya juga takut lah, mereka banyak sementara saya bertiga saja. Takutnya kan perompak kah, kita tolong malah kapal kita yang dibajak. Jadi saya pastikan dulu mereka pegang apa aja, lalu saya puterin mereka," terang Bahar.

Setelah memastikan 11 awak KM Aviat Samudra tidak memiliki benda yang mencurigakan, warga Jalan Selili RT 43 Kelurahan Manggar Baru ini mengevakuasi mereka ke dalam kapal, dan langsung memberi kain untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Pas saya yakin mereka aman, saya sama dua temen saya tolong mereka. Mereka hanya ngeluh kedinginan jadi kami kasih kain dan baju yang ada biar hangat," terangnya.

Setelah berhasil mengevakuasi 11 awak KM Aviat Samudra, M Bahar dan dua orang temannya memutuskan batal menangkap ikan, dan memilih kembali ke Balikpapan untuk menyelamatkan 11 orang tersebut.

Dan sesampainya di Kota Balikpapan, tepatnya dermaga kapal Manggar pada Senin, (5/8/2019) pukul 00.30 Wita, dirinya melaporkan kejadian ini kepada RT setempat.

"Sampe di sini ya saya lapor ke pak RT aja. Kemudian tadi pagi dibawa ke puskesmas Manggar Baru," ujarnya. (k/bom/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait