Emak-emak Serbu PLN Tenggarong, Pertanyakan Tagihan Listrik Diluar Nalar

Senin 04-05-2020,14:56 WIB
Reporter : Bayu
Editor : Bayu

Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) mendatangi Kantor PLN Rayon Tenggarong mempertanyakan tagihan listrik yang naik drastis. (Rafii/DiswayKaltim) =============== Kukar, Diswaykaltim.com - Sejumlah masyarakat di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (4/5/2020) pagi menyerbu Kantor PLN Rayon Tenggarong di Jalan KH Akhmad Muksin. Kedatangan mereka tersebut untuk mempertanyakan pembayaran tagihan listrik bulan April 2020 yang naik drastis. Hingga dua kali lipat lebih. Seperti yang diungkapkan Ibu Leta. Tagihan listriknya terus meningkat sejak tiga bulan lalu. Biasanya ia hanya membayar tagihan sekitar Rp 500 hingga Rp 600 ribu. Tapi pada bulan April ini, tagihannya mencapai Rp 1 juta-an. "Karena lampu (tagihan listrik) saya tiga bulan berturut-turut naik dan hari ini (April,Red) naiknya parah," ungkapnya kepada Disway Kaltim. Padahal lanjutnya, tidak ada penambahan barang elektronik dirumahnya. Apalagi dari penjelasan pihak PLN kepadanya. Kenaikan tagihan dirumahnya, karena pemakaian meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya. "Kenaikan ini yang parah, kami ndik (tidak) bayar denda dan diputus. Sedangkan ini nggak ada solusinya," keluh Ibu Leta, lagi. Hal senada juga dikatakan Mama Erin. Bulan April ini ia harus membayar tagihan listrik senilai Rp 1,3 jutaan. Padahal biasanya, hanya Rp 600 ribuan. Ketika mendatangi PLN. Ia hanya disarankan untuk mengurangi pemakaian. Dan tetap diwajibkan membayar tagihan seperti yang tertera di rekening tagihan. "Tetap membayar. Kurang tau bulan depan, mau gak mau bayar," cetusnya dengan nada kesal. Terpisah, Manager ULP PLN Rayon Tenggarong Suwarno menegaskan, jika dari PLN tidak ada melakukan kenaikan tarif listrik. Tapi, kenaikan yang dialami sebagian masyarakat, karena pemakaian pelanggan itu sendiri. Terlebih ucapnya, karena adanya Covid-19 ini. Sehingga masyarakat lebih banyak berada dirumah. Itulah yang menyebabkan pemakaian listrik menjadi besar dan tagihan menjadi besar. "Tidak ada kenaikan tarif listrik. Itu dari hasil catat real setiap bulan kita catat," ujar Suwarno saat ditemui diruangannya. Selain itu, kemungkinan kenaikan tarif listrik disebabkan awal Covid-19 terjadi, yakni pada bulan Maret lalu. PLN memutuskan untuk tidak dilakukan pencatatan ke masing-masing rumah pelanggan. Tapi menggunakan sistem pembayaran rata-rata tiga bulan terakhir. Sehingga tagihannya dimasukkan ke tagihan April. "Terus mereka yang melonjak ini, kita rata-ratakan kerendahan (tagihannya) dengan angka yang real, sehingga bulan ini menjadi besar tagihannya," lanjut Suwarno. Selain itu apabila memang ada kesalahan catat oleh petugas, dan tidak sesuai itu sangat bisa diperbaiki oleh pihak PLN. Dengan cara melapor ke PLN dengan membawa foto meteran listrik terakhir. "Tapi kesalahan catat itu kecil sekali," pungkas Suwarno. (mrf/byu)

Tags :
Kategori :

Terkait