Ekonomi Keluarga Semakin Terpuruk

Kamis 16-04-2020,20:51 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

RIYANTI, warga di RT 8 Kelurahan Gayam yang terdampak pembatasan aktivitas di luar rumah saat disambangi Disway Berau, Selasa (14/4).(ZUHRIE/DISWAY BERAU)

TANJUNG REDEB, DISWAY – Pandemi COVID-19 membuat perekonomian dalam rumah tangga Riyanti, warga RT 08 Kelurahan Gayam, Tanjung Redeb, ikut terdampak.

Selama ini, dia hanya mengandalkan pendapatan dari sang suami yang bekerja sebagai sopir angkutan penumpang. Sejak Februari lalu, dia mengaku pendapatan sang suami sudah menurun. Dan, akhir Maret lalu hingga kini suaminya pun sudah tidak lagi bekerja, karena adanya pembatasan aktivitas angkutan orang rute Berau-Samarinda.

"Waktu awal-awal ramai virus Corona sudah mulai banyak yang membatalkan keberangkatan, sampai akhirnya pemerintah daerah memutuskan membatasi jalur darat, keluarga kami benar-benar tidak mendapatkan penghasilan apa-apa,” ujarnya, Selasa (14/4).
Biasanya, kata Riyanti, dalam satu kali perjalanan pergi dan pulang Berau-Samarinda, suaminya mampu membawa hasil sebesar Rp 200-300 ribu, setelah bagi hasil dengan pemilik mobil.

Tetapi, sejak akhir Maret, dirinya bersama suami hanya menggantungkan hidup dari kiriman orangtua di kampung dan bantuan dari tetangga. “Kami sangat terdampak sekali atas situasi saat ini, sampai-sampai harus diberi makan tetangga. Beras kami habis, anak saya dua. Hari-hari kami sekarang memikirkan besok makan apa, kalau situasinya terus begini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Dia juga masih khawatir apakah menjadi salah satu dari warga yang akan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Sebab, dia mengantongi KTP dari Sulawesi, meskipun saat ini sudah 2 tahun berada di Berau. */ZUH/REY

Tags :
Kategori :

Terkait