COVID-19 Akan Banyak Makan Anggaran, Gafur: Tiga Bulan Capai Rp 100 M 

Senin 13-04-2020,15:27 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Abdul Gafur Mas'ud (AGM) ketika mengecek sembako untuk dibagikan kepada warga terdampak wabah virus corona. Ia memandang, jika wabah ini berlangsung berlarut-larut, akan membahayakan keuangan daerah.  (robi / disway kaltim) =================   Penajam-DiswayKaltim.com  - Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas'ud (AGM) menuturkan jika pandemi COVID-19 tak kunjungan berakhir, hal itu akan membahayakan penganggaran daerah. Pasalnya, dalam melakukan upaya-upaya penanganan virus asal Tiongkok ini, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU baru-baru ini telah menggelontorkan dana yang bersumber dari APBD. Sekira Rp 28 miliar untuk pemenuhan paket sembako 56.247 kepala keluarga (KK). Sebelumnya, juga telah disiapkan dana untuk pengadaan perlengkapan dan peralatan, serta operasional penanganan virus COVID-19 mencapai Rp 5 miliar. Anggaran untuk pengadaan alat pelindung diri (APD) masker dan pakaian khusus pelindung diri saat menangani penyakit menular (hazmat), serta untuk pemeriksaan sampel pasien dugaan corona ke laboratorium pusat. Dana penanganan tersebut juga bersumber dari APBD Perubahan 2020 ditambah dana insentif daerah. Begitupun pihaknya tengah mempersiapkan anggaran tambahan untuk pengadaan chamber dan alat lain dalam upaya pengetatan pengawasan pintu masuk. "Ya, itu diambil dari APBD juga. Jadi sedang kita atur dana apa yang akan diambil (digeser)," kata AGM, Jumat (10/4/2020). Untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Menko Polhukam Mahfud MD, Mendagri Tito Karnavian, Menkeu Sri Mulyani dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melalui video conference (vicon). Membahas untuk mata anggaran mana yang bisa diambil terlebih dahulu. Bahkan, lanjut AGM, ia juga berinisiatif agar anggaran seluruh perjalanan dinas dipangkas untuk penanganan COVID-19 ini. "Tapi semoga saja COVID-19 ini bisa berlalu dalam satu bulan saja. Kalau lama-lama, bisa bahaya juga (penganggarannya, Red.)," tandasnya. Ia memperkirakan, kebutuhan dalam tiga bulan saja penanganan COVID-19 mencapai lebih Rp 100 miliar. "Kalau untuk tiga bulan saja, mungkin lebih dari seratus miliar. Karena, satu kali bagi sembako saja sudah bisa Rp 20 miliar lebih. Belum lagi untuk operasionalnya. Sangat banyak itu menggunakan anggaran," paparnya. Kendati begitu, ia berkomitmen untuk serius dalam pemutusan mata rantai COVID-19 di wilayahnya. Bahkan, Pemkab PPU telah menggratiskan beberapa hal untuk masyarakat. "Dari awal kita sudah menggratiskan BPJS Kesehatan, sekarang PDAM juga kita gratiskan," ujar AGM. Oleh karena itu, ia berharap wabah COVID-19 ini dapat segera berakhir. Ia juga mengimbau agar masyarakat dapat menyadari upaya itu. "Jadi masyarakat adalah garda terdepan. Bukan pemerintah atau dokter, tapi masyarakat yang menjadi garda terdepan untuk memutus mata rantai," imbuhnya. (rsy/dah)

Tags :
Kategori :

Terkait