125 Karyawan Dirumahkan, Optimistis Bangkit Pasca Corona 

Selasa 07-04-2020,13:58 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Pengelola RM Tahu Sumedang tetap berupaya bertahan sampai kondisi membaik. Salah satunya dengan merumahkan 125 karyawannya. (Dian Adi/Disway Kaltim) Rumah Makan (RM) Tahu Sumedang di Jalan Poros Samarinda - Balikpapan sudah lama menjadi primadona bagi para pengendara yang melintasi jalan ini. Baik sebagai tempat istirahat dan mengisi perut saat perjalanan. Maupun membeli oleh-oleh khas andalan tempat ini; tahu sumedang. Khajjar Rohmah, Samarinda ------------------------------- Rumah makan yang terletak di Jalan Soekarno Hatta KM 50 Bukit Merdeka, Samboja ini sejak berdiri pada 2007 silam, hampir tak pernah sepi pengunjung. Halaman parkir selalu penuh oleh kendaraan. Namun itu dulu. Sejak akses jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) diresmikan pada 17 Desember 2019 lalu. Pelintas di Jalan Poros Soekarno-Hatta menurun tajam. Alhasil, berdampak pada tingkat pengunjung. "Semenjak ada jalan tol sudah sepi. Ada corona, makin sepi lagi," ujar Nanang Sumantri, Pengelola RM Tahu Sumedang, kepada Disway Kaltim Senin (6/4). Nanang menyebut, persentase penurunan hampir 80 persen. Baik dari pengunjung, tingkat produksi hingga pendapatan. Sebelumnya, pendapatan R.M Tahu Sumedang bisa mencapai Rp 20 juta per hari. Kini, pendapatan hanya berkisar di angka Rp 3 juta. Begitu pula dengan kapasitas produksi. Jika dulu, rumah makan ini bisa menghabiskan 100 kilogram tahu per hari. Maka sekarang hanya sekitar 15 - 24 kilogram tahu yang diproduksi setiap harinya. Jumlah pengunjung pun menurun drastis. Nanang menyebut persentase jumlah kunjungan di usaha rumah makan khas Jawa Barat ini, hanya sekitar 10 persen. "Yang makan aja paling cuma 5 sampai 7 orang per hari," keluhnya. Mempertimbangkan kondisi tersebut, pihak pengelola terpaksa menutup salah satu bagian rumah makan. Yang dari arah Samarinda - Balikpapan. Sehingga kini, RM. Tahu Sumedang hanya buka di satu tempat dari arah Balikpapan - Samarinda. Jam operasional juga dikurangi. Jika sebelumnya rumah makan ini buka mulai jam 7 pagi hingga 10 malam. Kini, pelayanan hanya dibatasi sampai pukul 8 malam. Nanang pun menyebut, pihaknya juga terpaksa meliburkan 125 karyawannya. Hanya 15 karyawan yang masih dipertahankan untuk membantu operasional rumah makan. "Ya kita pulangkan, sampai waktu yang tidak ditentukan. Karena ini mendekati Bulan Ramadan juga, jadi biar saja mereka sekalian mudik," ungkap Nanang. Dalam upaya mempertahankan bisnisnya, Nanang pun menyebut, pihaknya berusaha untuk mempertahankan kualitas. Ia tetap yakin, RM. Tahu Sumedang tetap memiliki pelanggan setia. Ia pun mengaku, sebenarnya mendapat tawaran untuk membuka cabang RM. Tahu Sumedang di lokasi Rest Area Tol Balsam. Hanya space yang ditawarkan terlalu kecil. Hanya 6 x 2,5 m2. "Ya gak cukup segitu. Kami butuh space yang luas. Karena harus menggoreng tahu, itu juga agak ribut. Minimal kami butuh space 20 m2," terangnya. Sementara, untuk beralih ke pemasaran secara online juga dirasa berat oleh Nanang. Karena lokasi rumah makan yang terlalu jauh dengan target pasar. "Kalau online, habis diongkos. Posisi kami jauh," katanya. Sehingga ia lebih memilih untuk bertahan di kondisi sekarang. Menurutnya keadaan saat ini hanya diperparah dengan penyebaran wabah COVID-19. Setelah pandemi ini berakhir. Ia optimis, bisnisnya masih bisa eksis. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait