KARANTINA MANDIRI

Rabu 01-04-2020,01:25 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Sejumlah warga dan daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) mulai mendorong adanya karantina wilayah. Namun sepertinya pemerintah belum mau melakukan itu. Dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya ekonomi. --------------------- TERUS bertambahnya jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) karena terpapar virus corona baru atau corona virus disease 19 (COVID-19), membuat Alif Turiadi berpikir lagi untuk mendorong penutupan akses dari dan ke Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Wakil ketua DPRD Kukar ini mengkhawatirkan lantaran jumlahnya ODP mencapai 281 orang. Kemudian PDP sebanyak 10 orang per tanggal 29 Maret 2020. Sejauh ini, Alif sangat mengapresiasi apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kukar. Yakni dengan melakukan trakcing – penelusuran untuk memutus mata rantai wabah coronavirus. Kemudian menyiapkan tempat isolasi bagi ODP. Pemkab Kukar juga telah menyediakan Wisma Atlet GOR Aji Imbut Kukar untuk ODP yang tidak mampu melakukan isolasi mandiri. Dan juga menyiapkan Hotel Grand Elty dan Hotel Lesong Batu. Untuk para pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di daerah terjangkit yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun Alif tetap mendesak Pemkab Kukar agar bisa mengambil langkah cepat selanjutnya. Yakni melakukan pembatasan keluar masuknya warga. Baik dari maupun ke daerah Kukar. Seperti halnya Kabupaten PPU. "Jangan ada migrasi manusia yang keluar atau masuk pada wilayah Kukar," jelas Alif Turiadi pada Disway Kaltim, Minggu (29/3). Selain itu, ditambah masih banyaknya warga asing yang keluar masuk. Contohnya saja di Kecamatan Muara Badak. Tentunya membuat masyarakat menjadi cemas dan resah akan bahaya terjangkitnya virus corona. Selanjutnya, ia berharap dan meminta agar orang yang berstatus ODP maupun PDP bisa segera dilakukan hasil tes cepat (rapid test) COVID-19. Ini dimaksudkannya agar bisa mengantisipasi ketersediaan logistik berupa APD dan yang lainnya. "Agar supaya masyarakat bisa terlindungi," pungkasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud berencana akan melakukan lockdown keluar masuk PPU. Ia sampaikan pesan audio tersebut kepada para camat. Agar mereka bersiap-siap. Besok paginya, Kamis (26/3), pesan Gafur itu beredar ke mana-mana. Jadi bahan pergunjingan publik. Mempertanyakan konsep lockdown seperti apa yang akan dilakukan penajam. Siangnya, sekitar pukul 13.00 waktu penajam.Gafur bersama jajarannya dan forum musyawarah pimpinan daerah menggelar rapat. Menindaklanjuti maraknya wabah COVID-19 di berbagai daerah. Dan PPU masih zero positif corona. Namun, setelah rapat tersebut. PPU tidak jadi memberlakukan lockdown seperti dalam pesan yang beredar. Tapi akan melakukan pembatasan terhadap lalu lintas orang dan barang. Konsep pembatasan itu masih digodok. Belum ada hasil konkretnya. BONTANG MULAI KARANTINA Kebijakan menutup wilayah sudah mulai dilakukan di tiga titik di Bontang. Ke-3 titik tersebut di antaranya kawasan perumahan Pupuk Kaltim, Kompleks Perumahan PC-HOP Badak LNG dan Bontang Kuala. Dua kawasan pemukiman industri memberlakukan pengawasan secara ketat. Badak LNG misalnya, melarang warga untuk keluar komplek begitupun sebaliknya. Pos jaga di Badak LNG menutup portal masuk dan keluar. Setiap pengendara yang memiliki keperluan hanya diterima di pos jaga. Kemudian penghuni di dalam komplek menyambangi ke pos jaga. "Sampai di sini saja pak, tidak boleh masuk. Nanti yang pesan keluar," ujar petugas keamanan di portal jaga kepada pengemudi ojek online. Situasi serupa juga terjadi di komplek perumahan Pupuk Kaltim. Di gerbang pintu masuk Bontang Kuala penjagaan sedikit lebih lengang. Pun begitu, seluruh toko wisata termasuk kedai warung makan tak lagi buka. "Sudah tidak ada lagi jualan. Padahal tidak kami larang," ujar Lurah Bontang Kuala, Rony Apriansyah saat dikonfirmasi Disway Kaltim. Lurah Rony mengatakan, warga sebenarnya meminta agar pengetatan wilayah seperti di Komplek Badak LNG dan Pupuk Kaltim. Namun, mereka belum mendapat kewenangan dari otoritas daerah. "Tiap hari mereka laporkan ada saja warga luar yang masuk. Warga kemarin mau isolasi total tapi polisi meminta agar tidak ada kumpul-kumpul di pintu masuk," ujarnya. Pun begitu, peningkatan kewaspadaan dan isolasi bakal ditingkatkan apabila jumlah kasus COVID-19 di Bontang meningkat. "Yah kalau kita tunggu arahan saja, tapi kalau naik sepertinya warga bakal kompak untuk tutup," pungkasnya. (mrf/wal/dah)  

Tags :
Kategori :

Terkait