Sementara itu, Psikolog Parenting, Qurrotu ‘Ainin menjelaskan bahwa penyampaian edukasi soal kewaspadaan terhadap orang asing harus disesuaikan dengan usia anak.
Untuk anak pra sekolah (3–7 tahun), pendekatan visual dinilai lebih efektif.
Misalnya saja, serial kartun di YouTube berjudul "Kepala Polisi Labrador". Film kartun itu mengajarkan anak untuk lebih waspada terhadap orang asing.
“Anak yang belum sekolah ini akan lebih mudah mencerna informasi dari gambar atau tontonan,” bebernya.
BACA JUGA: Perempuan dan Anak Mayoritas Korban TPPO, DKP3A Kaltim Bentuk Tim
Untuk anak usia sekolah, Qurrotu menyarankan penggunaan buku cerita yang memuat konsep otoritas tubuh serta pendidikan seksual usia dini, termasuk penolakan terhadap sentuhan yang tidak pantas.
“Ini juga berlaku ketika anak itu bertemu dengan orang asing. Sehingga, mereka tidak gampang untuk dipegang oleh orang yang tidak mereka kenal. Bisa langsung menolak, teriak atau lari,” jelasnya.
Ia juga merekomendasikan seri buku Mizan berjudul "Aku Anak yang Berani", "Bisa Melindungi Diri Sendiri" yang memuat edukasi mengenai pencegahan kejahatan seksual dan bullying.
Menurut Qurrotu, kedekatan emosional anak dengan orang tua menjadi fondasi utama rasa aman, sehingga anak tidak mudah percaya pada orang asing.
BACA JUGA: Para Ketua RT di Kukar Diminta Perhatikan Pendidikan Anak di Sekitarnya
Bekal keterampilan pertahanan diri, seperti seni bela diri, juga dinilai penting untuk anak usia sekolah sebagai bagian dari kesiapsiagaan.
“Karena, orang tua juga kan tidak bisa bersama dengan anak 24 jam,” ungkapnya.