Hal ini, kata Suwarso, penting untuk memastikan insinerator tetap aman dan berfungsi optimal.
“Barang ini harus dirawat terus supaya tidak ada kebocoran. Walaupun teknologinya sudah dijamin aman dari risiko emisi berbahaya seperti dioksin, tetap perlu pemeliharaan berkala,” katanya.
Selain itu, DLH juga melibatkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk memastikan perlindungan bagi para operator.
BACA JUGA:Pemkot Samarinda Musnahkan Ribuan Botol Miras Hasil Razia Pelanggaran Perda selama 2 Tahun
“Karena bekerja di sekitar reaktor dengan suhu tinggi, meski skalanya kecil, para pekerja tetap harus terlindungi dari sisi kesehatan maupun ketenagakerjaan,” ujar Suwarso menambahkan.
Program pengoperasian insinerator ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Samarinda dalam memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.