"Satu kamar untuk donor, satu untuk penerima. Semakin cepat organ ditransplantasikan, semakin baik hasilnya,"ujarnya.
Selain aspek hukum dan teknis, biaya juga menjadi perhatian besar. Astrid menyebut biaya pemeriksaan awal bisa mencapai Rp25 juta, dan total biaya tindakan transplantasi di rumah sakit besar mencapai Rp400 juta hingga Rp800 juta.
"Jadi itu biayanya memang cukup besar, Itu baru pemeriksaan (screening) awal saja sekitar Rp25 juta, itu baru periksa darah dan sebagiannya, Belum lagi (prosedur) yang lain-lain," bebernya.
Namun, semua itu kini ditanggung oleh BPJS sejak donor dan penerima dinyatakan cocok secara medis.
BACA JUGA: RSUD AWS-RSJ Atma Husada Mahakam Kolaborasi Manfaatkan BLUD Layani Pasien
"Begitu donor dan penerima sudah cocok dan siap operasi, semua biaya dari masuk rumah sakit, hingga nanti kembali dan kontrol selanjutnya pascaoperasi, ditanggung BPJS," tegasnya.
Dengan dukungan BPJS, pemerintah pusat, dan Pemprov Kaltim, RSUD AWS siap menjadi pusat rujukan transplantasi ginjal di Benua Etam.
"Kami ingin masyarakat Kalimantan tidak perlu lagi jauh-jauh ke luar daerah. Ini layanan yang inklusif, berstandar nasional, dan menjadi kebanggaan Kaltim,"tutup Astried.
Sebagai informasi, RSUD AWS juga membentuk tim medis terpadu yang melibatkan puluhan dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu, tenaga penunjang, hingga tim advokasi independen.
Adapun, Tim inti transplantasi ginjal RSUD AWS terdiri atas 16 bidang spesialisasi dengan total 60 dokter spesialis. Rinciannya antara lain:
- Sp.PD-KGH (Penyakit Dalam – Konsultan Ginjal Hipertensi): 1 orang
- Sp.PD Kompetensi Tambahan Ginjal Hipertensi: 1 orang
- Sp.PD-KGEH (Penyakit Dalam – Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi): 1 orang
- Sp.A (Anak): 8 orang
- Sp.U (Urologi): 4 orang
- Sp.U Fellow Transplantasi Ginjal: 1 orang
- Sp.An-KIC (Anestesi Konsultan Intensive Care): 2 orang
- Sp.Rad (Radiologi): 5 orang
- Sp.PA (Patologi Anatomi): 4 orang
- Sp.PK (Patologi Klinik): 4 orang
- Sp.KJ (Kejiwaan): 1 orang
- Sp.THT: 5 orang
- Sp.Obgyn (Kebidanan dan Kandungan): 9 orang
- Sp.KFR (Rehabilitasi Medik): 3 orang
- Sp.BTKV (Bedah Toraks Kardiovaskular): 3 orang
- Dokter Gigi Spesialis: 8 orang
BACA JUGA: Pascakebakaran, Wagub Kaltim Dorong Audit Instalasi Listrik RSUD AWS Samarinda
Selain tim dokter, RSUD AWS juga memiliki 31 tenaga penunjang medis, yang terdiri atas 11 perawat terlatih transplantasi, 15 dietisien dewasa, dua dietisien anak, dan satu pekerja sosial.
Peran mereka tidak kalah penting dalam menjaga kondisi pasien selama proses pra dan pascatransplantasi.
Sebagai bentuk pengawasan dan transparansi, rumah sakit juga membentuk Tim Advokasi Transplantasi, yang beranggotakan dokter forensik, psikolog klinis, tokoh masyarakat, orang awam, dan ahli hukum.
Tim ini memastikan bahwa seluruh proses transplantasi dilakukan secara sukarela, tidak bertentangan dengan hukum, dan berlandaskan etika kedokteran.
Dengan kesiapan tim lintas disiplin dan sarana operasi modern, RSUD AWS kini menjadi rumah sakit kedua di Indonesia bagian timur yang mampu melaksanakan transplantasi ginjal setelah Makassar.