“Sekarang kita punya Bumdes yang cukup kuat untuk rice milling meskipun kapasitasnya tidak sebesar RPU, tapi untuk kebutuhan penggilingan padi di kecamatan itu sudah mencukupi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Sejumlah Pejabat di Kutim Dipanggil Polda Kaltim Terkait Penyimpangan Anggaran Proyek Rp 40,1 Miliar
Lebih lanjut, Aulia memaparkan bahwa kerja sama antara Bumdes dan Perum Bulog telah berjalan baik.
Pola kerja sama ini memungkinkan hasil panen petani terserap lebih cepat, sementara Bulog mendapatkan pasokan beras dengan kualitas terjaga.
“Mereka sekarang kabar baiknya sudah bekerja sama dengan Bulog. Jadi Bulog beli gabah padi kering dari petani, kemudian digiling, dan Bulog langsung terima dalam bentuk beras jadi,” katanya.
Bupati optimistis skema ini lebih efektif dibanding menghidupkan kembali RPU yang memerlukan biaya besar untuk perbaikan infrastruktur dan pembaruan teknologi.
BACA JUGA: Kukar Raih Penghargaan Nasional Bidang Ketahanan Pangan
BACA JUGA: Inovasi Desa Handil Terusan Kukar dalam Ketahanan Pangan Patut Jadi Contoh
Menurutnya, fokus utama saat ini adalah menjaga keberlanjutan ketahanan pangan sekaligus memastikan petani tetap mendapat keuntungan yang layak.
“Menurut hemat saya kerja sama yang terjalin sudah sangat baik sekali,” tutup Aulia.
Pada liputan khusus di media ini sebelumnya, RPU Kukar saat ini hanya meninggalkan jejak usang.
Tak ada produksi, apalagi aktivitas. Bangunan ini nyaris menjadi lokasi uji nyali.
BACA JUGA: Sepanjang 2024 Kukar Sumbang Hampir 50 Persen Produksi Padi di Kaltim
BACA JUGA: Ketopong, Logo Resmi Erau Adat Kutai 2025, Ini Filosofinya!
RPU Kukar terletak di Jalan Pahlawan, Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang. Berdiri di atas lahan seluas 16.225 meter persegi dan berjarak sekitar 17,76 kilometer dari Kota Tenggarong.