Banner Diskominfo Berau 2025--
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Berau baru menarik pajak dari tiga belas objek pajak.
Di antaranya Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pajak barang dan jasa tertentu (PBJT) Makanan dan Minuman, PBJT Tenaga Listrik.
Kemudian PBJT Jasa Perhotelan, PBJT Jasa Parkir, PBJT Jasa Kesenian dan Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah (PAT), Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), dan Pajak Sarang Burung Walet, Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dan terakhir, Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Kepala Bapenda Berau Djupiansyah Ganie menyebut, realisasi penerimaan dari tiga belas objek pajak yang menjadi wewenang Pemkab Berau, belum semua sektor pajak mencapai target realisasi penerimaan.
Menurutnya, pajak sarang burung walet masih rendah sementara realisasi penerimaan pajak barang jasa tertentu sektor hiburan dan kesenian tertinggi.
"Hingga Juli 2025, realisasi pajak terkecil berada di Pajak Sarang Burung Walet, yang hanya senilai Rp 45 juta atau 3,03 persen dari target sebesar Rp 1,5 miliar," ujar Djupiansyah, Rabu (27/8/2025).
Ia mengaku, pajak Sarang Burung Walet memang selalu menjadi yang terendah tiap tahunnya, karena peminatnya sedikit, sehingga yang bayar pajak juga sedikit.
"Pajak yang realisasinya masih kecil juga datang dari sektor Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. Di mana, hingga Juli 2025, baru terealisasi sebesar Rp 49,9 juta atau 8,32 persen dari target yang ditetapkan senilai Rp 600 juta," bebernya.
Sementara, pajak yang hingga saat ini masih jadi andalan Bapenda Berau, berada di sektor PBJT Tenaga Listrik. Di mana, pada periode Januari – Juli 2025 realisasinya sudah mencapai Rp 17 miliar atau 59,31 persen dari target yang senilai Rp 30 miliar.
"Pada periode yang sama, pajak andalan lainnya juga berada di sektor PBHTB. Di mana realisasinya mencapai Rp 9,6 miliar atau 60,28 persen dari target yang sebesar Rp 16 miliar," ungkap Djupiansyah.
Kemudian, disusul PBJT perhotelan, realisanya sudah menembus Rp 4,5 miliar atau 60,65 persen dari target yang mencapai sebesar Rp 7,5 miliar.
PBJT kesenian dan hiburan tak kalah menunjukkan progres. Dari nilai target senilai Rp 300 juta, saat ini telah terealisasi senilai Rp 793 juta.
“Realisasinya bahkan melebihi target hingga 264,40 persen. Sangat tinggi sekali. Hal ini berkat adanya bioskop platinum cineplex yang pemasukannya bisa mencapai Rp 100 juta per bulan,” bebernya.
Masih pada periode tersebut, Djupiansyah menerangkan, bahwa PBJT makan dan minum juga menunjukkan angka realisasi yang cukup baik. Dari target senilai Rp 36 miliar, hingga Juli 2025 telah terealisasi senilai Rp 14 miliar.