Akhirnya, Direct Call Aktif Lagi  

Jumat 06-03-2020,12:00 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Dilepas Gubernur, Ekspor 75 Komoditas ke Berbagai Negara  Samarinda, DiswayKaltim.com - Upaya mengaktifkan kembali ekspor melalui pelayaran langsung atau direct call segera terwujud. Sejumlah komoditi akan dikapalkan dan dikirim ke luar negeri dari Pelabuhan Internasional Kariangau, 22 Maret 2020 mendatang. Hal itu diungkapkan Komisaris PT KKT Zainal Haq usai pertemuan jajaran komisaris dan direksi saat menghadap Gubernur Kaltim Isran Noor, Sabtu (29/2) lalu. "Jadi, mulai tanggal 22 maret 2020 kami akan mulai melayani pengapalan ekspor langsung dari Kaltim," kata Zainal ditemui di kantornya, Selasa (3/3). Pertemuan saat itu, lanjutnya, dalam rangka meminta kesediaan gubernur untuk pelepasan perdana kapal yang membawa 75 komoditas dari Kaltim ke berbagai negara. Dalam program direct call internasional tersebut, PT KKT bekerjasama dengan perusahaan pengiriman peti kemas internasional asal Denmark, Maersk Line. Zainal menyebut, kapasitas angkut kapal yang akan dilayani Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau tersebut sekira 5.000 kontainer. "Ini juga telah mewujudkan program Provinsi Kalimantan Timur dalam RPJMD, bahwa Kaltim harus bisa direct call internasional," jelasnya. Sebagai pengingat, pelayanan ekspor langsung melalui internasional direct call, rute Balikpapan-Shanghai di terminal peti kemas milik PT KKT resmi dibuka 9 April 2018 silam. Direct call ini diharapkan mampu menjadi stimulus perkembangan kawasan industri sekaligus mempercepat transformasi dan pertumbuhan ekonomi Kaltim agar semakin baik. Zainal menuturkan, hingga saat ini, aktivitas ekspor di Kaltim masih menggunakan pelabuhan di luar Kaltim. Seperti Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Soekarno Hatta di Makasar serta Tanjung Priok di Jakarta. Dengan dimulai beroperasinya jalur ekspor dari PT KKT, selain menguntungkan pelaku ekspor, Zainal turut meyakini kedepannya akan memengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terkait hal tersebut, pihaknya sebelumnya telah berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim dan Biro Ekonomi Pemprov Kaltim. Pasalnya, direct call sendiri merupakan pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri tanpa singgah di pelabuhan manapun yang ada di dalam negeri. "Tentu saja hal ini akan lebih memenangkan cost pengiriman dari industri Kaltim," ungkapnya. Untuk diketahui, PT KKT merupakan anak perusahaan BUMD Melati Bhakti Satya (MBS). Kapasitas pelabuhan yang dikelola sejak sembilan tahun lalu ini adalah 200.000 TEU. Kapal ekspor Maersk Line akan memiliki rute dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II yang melintasi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok. "Mereka (pelaku usaha, Red) menyambut dengan antusias serta kegembiraan karena ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim ke depan," sebut Zainal. Menurut catatan, Maersk Line adalah perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia dengan ukuran armada dan kapasitas kargo yang melayani 374 kantor di 116 negara, termasuk Indonesia. Pun, jalur Maersk Line telah mengoperasikan lebih dari 786 kapal dan memiliki kapasitas 4,1 juta TEU. Terpisah, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kaltim Fuad Asaddin menjelaskan, operasional pengapalan ekspor langsung komoditi melalui pelabuhan KKT di Balikpapan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap tarikan dan bangkitan produk. Pengapalan langsung ini akan membuka berkembangnya kegiatan produksi, dan distribusi di wilayah Balikpapan dan beberapa kabupaten penghasil komoditi/produk di Kaltim. "Melalui direct call ini akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, tersedianya bahan baku yang mendorong pengembangan hilirisasi industri, pembukaan lapangan kerja dan usaha, serta peningkatan ekonomi wilayah," kata dia, Kamis, (5/3). Kemudian, bagi pelaku usaha pengapalan ekspor langsung akan menyebabkan biaya logistik menjadi lebih murah, dan kualitas komoditi yang diangkut lebih baik. Peningkatan efisiensi ini, lanjutnya, karena adanya waktu pengapalan yang lebih pendek dengan biaya yang lebih murah. "Sehingga pada gilirannya akan meningkatkan intensitas produksi, mendorong investasi, dan percepatan pembangunan dan kontribusi pendapatan," ujar Fuad. Adapun pelabuhan Balikpapan merupakan salah satu infrastruktur penggerak perekonomian di Kaltim. Pun, sebagai lokomotif masuk dan keluar komoditi, produk dan material-material proyek infrastruktur masuk ke Kaltim. Fuad menyebut, infrastruktur penopang ini perlu dioptimalkan fungsinya. Begitu juga Pemprov Kaltim, terus mengupayakan berbagai cara dalam optimalisasi infrastruktur ini. "Pemprov Kaltim menganggap bahwa keberadaan infrastruktur dan kegiatan pelabuhan ini sangat strategis oleh karena itu perlu dicarikan solusi dengan mengnyinergikan semua pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya," tambah Fuad. Seperti diketahui, pengapalan ekspor langsung dari pelabuhan Kariangau ke Tiongkok pernah dilakukan pada 2018. Setelah melakukan beberapa kali ekspor produk kayu dan perkebunan Kaltim yang saat itu dilaksanakan oleh PT SITC melalui Pelabuhan Kariangau menuju negara Tiongkok. Kala itu, pada Maret komoditi di Kaltim terkirim 17 TEUS, pada April ada 27 TEUS dan Mei sekira 32 TEUS. Namun, kegiatan selanjutnya terhenti karena adanya kendala-kendala di luar kemampuan serta kewenangan PT KKT. Fuad menceritakan, perjalanan awal terlaksananya program tersebut sekarang. Saat itu hal yang dikeluhkan oleh perusahaan pengangkut, adalah terbatasnya volume komoditi dan produk sehingga kurang ekonomis. "Memang kalau hanya melayani rute Balikpapan - Tiongkok tidak banyak, seperti tahun 2019 hanya ada kurang lebih 44 TEUS per bulan, seperti yang dilakukan oleh PT. SITC lalu. Tapi kalau ada ekspor langsung Balikpapan - Jepang, Eropa dan Timur Tengah untuk produk kayu olahan maka volumenya lebih dari 100 TEUS per minggu, ini cukup untung untuk dilayari," jelas dia. Oleh karena itu, Gubernur Kaltim Isran Noor memfasilitasi kebuntuan PT KKT dengan pihak-pihak terkait, sejak April 2019 lalu. Langkah pertama dilakukan dengan dengan menghadirkan pelaku usaha dan eksportir. Selanjutnya, Disperindagkop dan UKM dibawah arahan Asisten II menginventarisasi dan mengidentifikasi faktor penghambat, dan instansi penanggung jawab. Rapat koordinasi tersebut juga mengundang semua instansi terkait. Termasuk melibatkan Pelindo IV di Makassar dan Pelindo III di Surabaya yang akhirnya memberikan hasil. Walaupun belum dapat terealisasi pada 2019. "Berikutnya disusun matriks (kerangka, Red) dengan memasukkan hal-hal yang perlu dilakukan, batas waktu pelaksanaan dan penanggung jawab pelaksanaan. Setelah disepakati rumusan tugas dan penanggung jawab ini dikirimkan kepada OPD terkait, baik daerah maupun pusat," katanya. Barulah, pada 2020 ini dengan kehadiran perusahaan pelayaran internasional Sealand Asia (Group Maersk Line), program pelayaran langsung tersebut dapat terlaksana. Kerja sama tersebut akan melayani rute Kaltim - Tawau (Malaysia) - Filipina (Davao dan Cajayan De Oro) - China (Shanghai - Ningbo) - seluruh dunia. Ketersediaan komoditi dan produk angkutan dari Kaltim akan ditambah dengan muatan daerah pengumpan, seperti Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Maka jumlah komoditi yang diangkut akan lebih dari cukup. "Demikian pula dalam mendukung pembangunan ibu kota negara, ke depan akan masuk kapal Korea yang membawa kargo impor berupa mesin untuk pembangunan kilang Pertamina. Direncanakan Maret 2020 akan masuk setiap 2 minggu sekali dalam sebulan, dan kapal Singapura sudah membawa kargo impor. Kapal-kapal angkutan impor ini, akan menyediakan pelayanan angkutan ekspor ke negara-negara lain," urai Fuad. Dalam rangkaian peresmian 22 Maret tersebut, rencananya Gubernur Kaltim Isran Noor akan melepas pengapalan ekspor langsung perdana tersebut. Dalam pelayaran tersebut, rencananya akan membawa berbagai komoditi. Di antaranya plywood, moulding, dan udang. Beberapa komoditi seperti kelapa, rumput laut, cangkang/bungkil sawit, serta lainnya akan menyusul pada pengiriman berikutnya. (M2/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait