Terpaksa via Darat, Sampel Pasien dari Korsel

Rabu 04-03-2020,23:17 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Sampel yang diambil dari pasien di RSUD dr Abdul Rivai, dikirim via darat ke Samarinda. Kemudian diterbangkan melalui Bandara APT Pranoto ke Jakarta. Tanjung Redeb, Disway  – Ditolak lewat jalur udara, sampel dari pasien yang diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, terpaksa melalui jalur darat ke Samarinda. “Ya, tadi malam kami putuskan sampel pasien via darat,” ungkap Bupati Berau, Muharram pada Rabu (4/3). Lanjutnya, keputusan pengiriman sampel pasien tersebut, setelah melalui rapat dengan seluruh dokter dan petugas terkait. Pasalnya, pengujian sampel pasien sangat mendesak, dan tidak dapat ditunda-tunda, agar tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. “Entah alasan apa dari maskapai, apakah karena takut tertular atau apa? Yang jelas kami langsung kirim ke Samarinda. Nanti di terbangkan lewat Samarinda atau Balikpapan ke Jakarta,” jelasnya. Diungkapkan Muharram, pasien yang diisolasi terus mengalami perubahan yang cukup baik dari saat pertama datang ke rumah sakit. Bahkan, petugas medis yang ada di rumah sakit, telah bekerja keras mengatasi kondisi pasien yang diketahui baru saja pulang dari perjalanan lintas negara pada Februari lalu, salah satunya dari Korea Selatan (Korsel). Di mana negara tersebut, merupakan negara di luar Tiongkok, dengan warga yang terbanyak terinfeksi virus Corona atau COVID-19. “Saat ini berangsur pulih, kami berharap hasil uji sampel yang tim medis kirim ke Jakarta, negatif. Tetapi, untuk sementara pasien itu akan tetap diisolasi sampai hasil uji lab keluar,” ujarnya. Meski mendapatkan penolakan dari seluruh maskapai, sampel juga tak sembarang bisa dikirim melalui Skadron-13 Serbu. Komandan Skadron-13 Serbu, Letkol Cpn M Taufik Asyikin mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan instruksi langsung dari atasannya terkait pembawaan sampel pasien tersebut. “Kami belum ada perintah dari komando atas,” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp. Ditegaskannya, untuk membawa sampel tentu harus ada prosesdur dan perintah langsung dari atasan. “Tentu ada. Karena kami sangat menghargai otoritas sipil dalam menjalankan pemerintahan di setiap level, mulai dari daerah sampai tingkat pusat,” pungkasnya. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi saat berusaha dihubungi belum merespons. Saat ini diketahui, sedang berada di Jakarta. SAMPEL SUDAH DIKIRIM Informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, pengiriman sampel pasien yang diisolasi di RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redeb, sudah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Jakarta pusat, melalui Bandara Udara APT Pranoto Samarinda. Petugas Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Mirza mengatakan, paket sampel tersebut diterima pihaknya pada Rabu (4/3) pagi, dari Berau yang dikirim melalui jalur darat. “Sudah-sudah sampai pagi tadi lewat jalur darat,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Dijelaskanya, sampel pasien dari Berau tersebut, dikirim ke Jakarta melalui ekpedisi Titipan Kilat (TiKi) bersama dengan sampel lain dari Dinas Kesehatan Provinsi kaltim. Namun khusus dari berau pihaknya menerima dua specimen, sampel dari satu orang pasien. Pengiriman ke Litbangkes ini sendiri dilakukan Rabu (4/3) pagi sekira pukul 09.00 Wita. “Sudah biasa kami kirim ke Litbangkes, packing dari Berau juga kami ubah disesuaikan dengan standar. Pengiriman paket sehari sampai,” tegasnya. Sementara itu, terkait hasil uji lab dari Litbangkes sendiri umumnya akan keluar dalam kurun waktu 3 sampai 4 hari, namun khusus sampel dari Berau estimasi waktu keluar hasil tersebut akan dterima dalam waktu 2 hari, hanya saja bila terjadi keterlambatan bisa 4 hari atau sepekan. “Untuk berau ini perlakuanya khusus, karena sangat mendesak. Jadi dua hari sudah keluar hasilnya paling lama pekan depan,” tutupnya.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait