Guru SMAN 1 Nyuatan Kubar Tembus Grand Final Duta Guru CBP Rupiah se-Kaltim

Rabu 09-07-2025,19:22 WIB
Reporter : Eventius Suparno
Editor : Didik Eri Sukianto

Hapriyanto mengembangkan pendekatan kontekstual dengan menyisipkan materi tentang sejarah uang, pengenalan ciri uang asli, serta dampak penggunaan uang asing dalam negeri.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan guru dalam program seperti ini penting untuk memperluas cakrawala literasi di lingkungan sekolah.

Terlebih bagi sekolah-sekolah di daerah, momentum seperti ini menjadi sarana menunjukkan potensi yang selama ini tersembunyi.

“Banyak guru di daerah yang memiliki ide besar, hanya perlu ruang dan dukungan. Saya bersyukur Bank Indonesia memberikan wadah ini. Mudah-mudahan keikutsertaan saya bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan guru lainnya,” kata Hapriyanto.

BACA JUGA: Dorong Ekonomi Kaltim Tak Lagi Bergantung Tambang, Bank Indonesia Siapkan UMKM untuk Pasar Ekspor

Meski bersaing dengan finalis dari kota-kota besar seperti Samarinda, Balikpapan, dan Bontang, ia tetap percaya diri.

Menurutnya, kualitas bukan semata ditentukan oleh fasilitas, tetapi oleh komitmen dan semangat dalam mendidik.

“Saya akan membawa semangat dari pedalaman. Apa yang saya tampilkan nanti adalah refleksi dari pengalaman mengajar di ruang kelas, berdialog dengan siswa, dan menjawab tantangan literasi dengan pendekatan yang sederhana namun bermakna,” ucapnya.

Hapriyanto menyebut bahwa dukungan dari siswa, kolega, dan masyarakat Nyuatan menjadi motivasi terbesarnya. Sejak diumumkan lolos sebagai finalis, berbagai ucapan semangat mengalir melalui media sosial dan grup-grup komunikasi sekolah.

BACA JUGA: MK Tolak Seluruh Gugatan Bulan-Fathra, Paslon Angela-Suhuk Resmi Menang di PSU Mahulu

“Kami semua senang. Ini bukan hanya soal lomba, tapi soal menunjukkan bahwa pendidikan di Kutai Barat juga punya warna. Kami ingin didengar, dilibatkan, dan menjadi bagian dari perubahan,” ujarnya.

Menjelang keberangkatan ke Samarinda, ia tengah mempersiapkan materi presentasi yang akan dibawakan di hadapan dewan juri.

Penilaian Grand Final mencakup pemahaman tentang kebijakan rupiah, kemampuan menyampaikan materi edukatif secara kreatif, serta kontribusi nyata di sekolah masing-masing.

Dengan membawa nama Kutai Barat, Hapriyanto dan Yohanes Asmardin Halawa tak hanya mewakili sekolah mereka, tetapi juga semangat para pendidik yang setia menanamkan nilai-nilai kebangsaan dari ruang-ruang kelas di pelosok Kalimantan.

BACA JUGA: Event Dekranas Dorong Okupansi Hotel di Balikpapan Naik Lebih dari 50 Persen

“Kami mohon doa dan dukungan seluruh masyarakat Kutai Barat. Semoga penampilan kami nanti bisa membawa kebanggaan, dan yang paling penting, membawa pesan bahwa rupiah adalah jati diri bangsa yang harus kita jaga bersama,” pungkas Hapriyanto.

Kategori :