BACA JUGA : Taman Bekapai Kini Jadi Zona Kuliner Halal dan Higienis
Dalam kegiatan yang sama, Asisten II Sekretariat Kota Balikpapan, Andi Muhammad Yusri Ramli, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan menyambut baik upaya sinergi pengembangan industri halal dan literasi wakaf produktif di daerah.
Ia menilai, tema tahun ini yang mengangkat kolaborasi pengembangan ekonomi syariah melalui optimalisasi wakaf dan sertifikasi halal sangat relevan.
"Wakaf bukan sekadar ibadah, tapi juga sumber pembiayaan sosial. Sementara sertifikasi halal menjadi daya saing produk lokal di pasar nasional maupun internasional," tutur Andi.
Dalam kesempatan ini, Pemkot Balikpapan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor antara regulator, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat.
"Dengan kolaborasi dan inovasi, Balikpapan bisa menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi syariah nasional yang mendorong transparansi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif," pungkasnya.
BACA JUGA : Food Truck Ramaikan Parkiran Teras Samarinda, Perumda Varia Niaga Uji Terobosan Baru untuk Gairahkan UMKM
Sebagai informasi, PESAN 2025 merupakan hasil kolaborasi multipihak yang melibatkan Pemkot Balikpapan, BI, Kementerian Agama, Baznas, pelaku UMKM, pondok pesantren, serta perbankan syariah.
Dengan menjangkau Kota Balikpapan, Kabupaten PPU, dan Kabupaten Paser, yang berfokus pada penguatan rantai nilai halal (halal value chain), pengelolaan dana wakaf, dan inklusi keuangan syariah.
Berbagai rangkaian kegiatan turut digelar, seperti talkshow halal lifestyle, showcase 13 UMKM makanan dan fashion IKRA, serta lomba dakwah dan hadrah yang melibatkan generasi muda.
Secara global, potensi ekonomi dan keuangan syariah sangat besar. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan populasi muslim dunia, kesadaran konsumen terhadap produk halal, serta berkembangnya tren gaya hidup halal, termasuk dalam pariwisata (halal tourism).
Laporan Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2024 mencatat bahwa pengeluaran konsumen muslim terbesar pada 2022 dialokasikan untuk makanan dan minuman halal, mencapai USD 1.403 miliar atau sekitar 61 persen dari total transaksi umat Muslim secara global yang sebesar USD 2.293 miliar.
Industri keuangan syariah juga menunjukkan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global. Aset keuangan syariah dunia pada 2023 tercatat sebesar USD 4,93 triliun dan diproyeksikan meningkat signifikan menjadi USD 7,5 triliun pada 2027.
Adapun secara nasional, total aset keuangan syariah Indonesia yang mencakup perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB) juga terus tumbuh. Hingga akhir 2024, nilainya mencapai lebih dari Rp2.742 triliun, naik dari Rp2.399 triliun pada 2022.
BACA JUGA : Janji Rudy Mas'ud Perjuangkan Perbaikan Jalan Nasional Kukar–Kubar
Sementara itu, berdasarkan laporan GIEI 2023-2024, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya pada sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, media dan hiburan, serta farmasi dan kosmetik.