Jangan Heboh

Selasa 18-02-2020,10:40 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Tangis haru menyambut mahasiswa asal Kaltara di Bandara Juata, Tarakan pascaobservasi di Natuna. (antara) Diminta tidak terlalu berlebihan atau jangan heboh dengan kedatangan mahasiswa China asal Kaltara. Apalagi terkait karantina atau observasi di Natuna. Walikota Tarakan, Khairul yang meminta hal itu. "Saya kira tidak ada masalah kalau keluar dari karantina. Amanlah. Tidak ada apa- apa hanya terlalu heboh aja," kata Khairul di Tarakan, Minggu (16/2). Dia mencontohkan anaknya bernama Syadza Ulima Azalia Khair yang menempuh pendidikan kedokteran di Hubei University terletak di kota Xiang Yang, Provinsi Hubei. Saat ini baik-baik saja di rumah. Tidak ada masalah kesehatan. "Sudah sebulan, tidak ada masalah. Memang ada beberapa negara yang terinfeksi. Alhamdulillah begitu ada wabah langsung cepat ditanggani," kata Khairul. Menurutnya, tindakan preventif yang dilakukan pemerintah Indonesia luar biasa, walaupun secara ekonomi ada dampaknya. "Secara medis sudah aman, tapi kalau nggak percaya sama dokter yah nggak tahu lagi. Sebenarnya karantina itu untuk memastikan bahwa mereka benar - benar tidak terinfeksi, memang selama 14 hari tidak ada terinfeksi," katanya. Berdasarkan data Diskes Kaltara, jumlah mahasiswa dari Kaltara yang menjalani observasi ada 7 orang dari Nunukan, 8 orang Tarakan, 3 orang Bulungan dan 2 orang Malinau. Sementara Aulia Ratna mahasiswa asal Nunukan pasca observasi dan tiba di Tarakan pada hari Minggu sangat senang bisa bertemu keluarganya. Aulia sudah menempuh pendidikan di Kedokteran di China sudah 4 tahun. Terima Kasih Keluarga mahasiswa asal Kaltara berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo, dan Gubernur Kaltara, IriantoLambrie karena dibantu, sehingga anak mereka dapat pulang ke daerah asal pasca observasi di Natuna. "Saya senang sekali sebagai orangtua. Terima kasih pada Pak Jokowi, Pemerintah Provinsi Kaltara, Gubernur Kaltara, Pak Irianto Lambrie," kata Ince Nelia orang tua dari Ince Indira Sabrina, salah seorang mahasiswa asal Kaltara di bandara Juata, Tarakan. Ince Indira sambil menahan tangis menceritakan saat mendengar kabar bahwa Ince Indira saat di China dalam keadaan sehat. Sebelum pemerintah Indonesia melakukan tindakan menjemput warganya di China, Ince Nelia sebagai orang tua khawatir akan nasib anaknya. Ince Indira asal Bulungan adalah mahasiswa Kedokteran di Hubei University di Kota Xiang Yang, China. Sudah dua tahun menempuh pendidikannya. "Saat observasi di Natuna sering melakukan komunikasi dengan anak saya berkat batuan Kementerian Kesehatan," kata Ince Nelia dikutip dari Antara. Dia menceritakan bagaimana sedihnya memikirkan nasib Ince Indira, saat Pemerintah China mulai melakukan isolasi kepada warga. Persediaan makanan tidak tahu bisa bertahan sampai kapan. Selain pihak keluarga mahasiswa, kedatangannya disambut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara, Usman dan Kapolres Tarakan AKBP Fillol Praja Arthadira di ruang VIP. Selanjutnya, para mahasiswa menuju ke rumahnya, di Tarakan, Nunukan dan Tanjung Selor. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait