Langkah berikutnya adalah melaksanakan surveilans terpadu, yaitu pemantauan kesehatan manusia dan hewan yang dilakukan secara bersamaan.
Surveilans ini juga mencakup pengawasan terhadap potensi resistansi terhadap obat cacing serta integrasi data dari berbagai sektor untuk merancang kebijakan pencegahan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Selain itu, riset dan inovasi juga menjadi komponen penting. IPB University, kata Prof. Yusuf, terus mendorong penelitian untuk mengembangkan metode diagnostik yang lebih akurat dalam mendeteksi infeksi cacing parasit serta mengeksplorasi alternatif pengobatan yang lebih efektif guna menekan penyebaran penyakit ini.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan para pemilik hewan untuk selalu menjaga kebersihan kandang, tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran tanpa pengawasan, serta rutin membawa hewan ke dokter hewan.
BACA JUGA : Apakah Memviralkan Orang yang Berutang di Media Sosial Akan Tersandung Hukum? Simak Penjelasannya di Sini
Membersihkan feses dengan benar dan segera juga menjadi langkah sederhana yang bisa mencegah penyebaran telur cacing ke lingkungan.
Memiliki hewan peliharaan memang menyenangkan dan membawa banyak manfaat emosional, tetapi tanggung jawab terhadap kesehatannya tidak boleh diabaikan.
Tanpa penanganan yang tepat, cacing parasit dari kucing atau anjing bisa masuk ke tubuh manusia dan menimbulkan gangguan kesehatan yang tidak ringan.
“Penerapan One Health secara sistematis tidak hanya penting untuk mencegah zoonosis, tetapi juga untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih sehat, baik bagi manusia maupun hewan,” pungkas Prof. Yusuf.
BACA JUGA : Kalah di Final Liga Eropa, Ruben Amorim Pasrah Jika Dipecat: Besok Pun Siap