"Dalam kunjungan ini, kami membawa dana Rp35-50 miliar untuk akomodasi, konsumsi, dan transportasi. Ini salah satu bentuk kontribusi awal kami," sebutnya.
Tahun ini, Balikpapan dipilih menjadi tuan rumah pertemuan regional REI wilayah timur. Kota ini dinilai siap dari sisi infrastruktur dan tata ruang.
Ia pun menekankan kepada pemerintah kota agar dilakukan pemetaan ulang terhadap distribusi ekonomi lokal.
"Balikpapan punya komoditas bernilai triliunan. Tapi berapa persen yang kembali dalam bentuk distribusi ekonomi? Ini penting untuk menghitung dampaknya terhadap daya beli dan pertumbuhan properti," katanya.
BACA JUGA:Kaltim Terancam Gagal Target Swasembada Pangan karena Banjir
Selain membangun hunian baru, REI juga siap melakukan renovasi rumah-rumah lama untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman.
Secara nasional, sektor properti menyumbang 14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), 9 persen terhadap APBN, dan 35-55 persen pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sektor ini juga menyerap 14-17 juta tenaga kerja dan berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan hingga 8 persen serta stunting.
Joko mengungkapkan subsektor properti komersial tengah mengalami perlambatan, dengan pertumbuhan hanya mencapai satu digit. Meski demikian, ia tetap optimistis pasar akan segera pulih.
"Dengan program 3 juta rumah sebagai prioritas nasional, ketersediaan anggaran, dan dukungan regulasi, kepercayaan pasar akan tumbuh dan mendorong investasi baru," harapnya.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga telah mengusulkan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kepada satuan tugas perumahan.
BACA JUGA:Kaltim Masih Kekurangan 11 Ribu Nakes, Tapi Banyak Lulusan Tak Terserap, Kok Bisa?
Skema ini mencakup pembiayaan untuk rumah di desa, rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan hunian di kawasan urban.
Baginya, konsep Propertinomic bukan sekadar jargon melainkan strategi menjadikan properti sebagai motor penggerak ekonomi.
Melalui pendekatan itu, REI siap menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program 3 juta rumah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, khususnya di wilayah strategis seperti Balikpapan dan IKN.