Puluhan Wisman asal China Batal ke Berau

Jumat 07-02-2020,23:23 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Tanjung Redeb, Disway  - Wabah Virus Corona atau disebut 2019 n-CoV, benar-benar berdampak pada pariwisata di Bumi Batiwakkal. Sudah puluhan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis China, batal berkunjung ke Berau Hal itu diakui Ketua Asosiasi Travel Agent (ASITA) Berau, Indrawati. Diungkapkannya, selama mewabahnya virus corona, beberapa kali menyebabkan gagalnya penerbangan tamu dari luar, untuk masuk ke Berau. Bahkan, belum lama ini ASITA Berau mendata, ada tujuh tamu asal Korea batal berwisata. Sementara, pada pertengahan Januari 2020 hingga saat ini, tercatat 20 tamu asal China batal liburan ke Berau."Banyak yang batal datang," ungkapnya. Dari pembatalan tersebut, kemudian berdampak pada beberapa sarana pendukung pariwisata yang ada. Seperti, hotel, resort, restoran, guide dan speedboat. "Pada saat kami buat kesepakatan dengan tamu dari luar, kami langsung komunikasikan dengan teman-teman yang memiliki kepentingan," terang wanita yang kerap disapa Iin ini. Hal serupa juga diutarakan seorang pemandu wisata, Suhartanto. Dirinya menegaskan banyaknya kunjungan wiswan yang batal, membuat dirinya mencari alternatif pekerjaan lain. "Karena tidak ada tamu, ya sekarang cari penghasilan lain dulu," katanya. Dikatakannya, banyak tamu dari luar negeri harus batal berangkat ke Berau, karena beberapa pesawat harus transit ke China."Kebanyakan begitu," tuturnya. Lanjutnya, sebelum adanya wabah virus corona. Dirinya bisa tiga hingga empat kali mendampingi tamu mancanegara untuk berkeliling tempat wisata di Berau, dalam sebulan. "Sebulan lebih dari dua kali biasanya," tegasnya. Diakuinya, sampai awal Februari ini, ada beberapa tamu dari luar. Perbedaan itu sangat terlihat jelas dibandingkan dengan tahun lalu. "Ada tamu dari luar, tapi tidak banyak," pungkasnya. Kantor Imigrasi Kelas III Tanjung Redeb mencatat, setidaknya sepanjang Januari-Februari sudah ada puluhan WNA asal China yang datang untuk berwisata. Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Tanjung Redeb, Muhammad Setiawan mengatakan, ada sekitar 39 warga China yang datang melakukan kunjungan wisata di Kabupaten Berau. Namun, kedatangannya sudah lebih dulu didetekesi kesehatannya di internasional gate yang ada di setiap bandara. Sebab kata dia, Setiap bandara Internasional sudah pasti mengantisipasi kedatangan WNA khususnya dari China, dengan mendeteksi panas tubuhnya guna mengantisipasi penyebaran virus Corona. “Apalagi semua bandara yang ada internasional gate-nya sudah memiliki alat pendeteksi panas tubuh. Jadi setelah dinyatakan WNA itu sehat oleh instansi berwenang, mereka bisa melakukan perjalanan domestik, termasuk ke Berau,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (7/2). Namun, yang perlu diketahui, puluhan WNA China itu bukan berarti dari negaranya, atau sudah lama menetap di Indonesia. Bisa saja lanjut Setiawan, WNA ada yang sudah lama tinggal di Surabaya, DKI Jakarta, Sumatera, atau bahkan tenaga kerja asing (TKA) yang lama bekerja di Indonesia. “Bisa saja pegawai dari kedutaan China yang mau berlibur, kita kan tidak tahu,” terangnya. Apalagi menurutnya, di tengah kedaruratan China mengatasi wabah virus corona, tentu otoritas negara tirai bambu itu sudah mengeluarkan peraturan membatasi aktivitas penerbangan baik dari China ke negara lain maupun sebaliknya. “Sekarangkan penerbangan distop dari dan ke China, itu sudah langkah antisipasi dan kewaspadaan,” ujarnya. Ketika ditanya respons masyarakat terkait kedatangan wisatawan China di sejumlah tempat wisata, seperti Pulau Maratua, dan Pulau Derawan, sejauh ini masyarakat yang berada di tempat wisata, terhadap WNA yang datang masih bagus. “Tidak ada kekhawatiran berlebih yang diperlihatkan masyarakat, apalagi sampai menolak kedatangan WNA China itu. Jadi semua normal saja. Kami juga tidak pernah mendengar ada isu wisatawan China ditolak home stay atau resort di tempat wisata,” bebernya. Lanjutnya, Kabupaten Berau memang selalu ramai dikunjungi ribuan WNA untuk berwisata setiap tahunnya. Tahun 2019, ada sekitar 1.259 WNA dengan jumlah terbanyak dari China sebanyak 264 orang, kemudian dari Jepang 101 orang, dan Malaysia 100 orang, dan sisanya WNA dari negara lainnya.(lihat grafis) Pihaknya, ditegaskan Muhammad Setiawan, juga terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap WNA yang datang di Kabupaten Berau, dengan melibatkan instansi lintas sektor, serta pemerintah kampung yang ada di wilayah kerjanya. “Kami juga sudah membentuk tim pengawasan WNA di setiap kecamatan di Berau, dengan melibatkan pemerintah kecamatan hingga ketua RT. Untuk memantau dan melaporkan WNA yang datang tanpa melaporkan diri atau ilegal ke Imigrasi,” pungkasnya. (*/APP)

Tags :
Kategori :

Terkait