
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Arus balik Lebaran tidak hanya membawa tradisi silaturahmi, tetapi juga memicu gelombang urbanisasi yang semakin signifikan di kota-kota besar, termasuk Kota Samarinda.
Fenomena ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pengamat sosial dari Universitas Mulawarman (Unmul), Muhammad Arifin.
Arifin mengatakan, urbanisasi pasca-Lebaran dapat menjadi ancaman sekaligus peluang bagi pertumbuhan kota.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan sebuah kota selalu berkaitan erat dengan mobilitas penduduk, baik yang bersifat reguler maupun permanen.
BACA JUGA: Arus Balik 2025 di Pelabuhan Samarinda, KM Queen Soya Turunkan 1.653 Penumpang dari Parepare
BACA JUGA: PELNI Catat Perbedaan Signifikan Penumpang Keluar dan Menuju Balikpapan pada Arus Balik 2025
Mobilitas permanen, yaitu perpindahan penduduk yang menetap di kota besar, menjadi sorotan utama dalam fenomena ini.
“Urbanisasi sering kali dipicu oleh momen Lebaran. Banyak orang, terutama dari daerah Sulawesi, datang berbondong-bondong ke kota-kota besar seperti Samarinda, karena akses transportasi yang semakin mudah," ungkap Arifin kepada NOMORSATUKALTIM, Minggu (6/4/2025).
Arifin menilai, Samarinda sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, memiliki daya tarik besar bagi masyarakat desa.
Pasalnya, fasilitas pendidikan, infrastruktur yang berkembang pesat, peluang kerja yang relatif lebih banyak, serta gaya hidup yang ditawarkan oleh kota ini cukup memadai.
BACA JUGA: Arus Balik Lebaran 2025: Sebanyak 2.002 Penumpang dari Pantoloan Turun di Pelabuhan Semayang
BACA JUGA: Ratusan Senjata Tajam Diamankan dalam Razia Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Semayang Balikpapan
“Ketika pendatang datang tanpa keterampilan yang memadai, mereka berpotensi menjadi beban bagi kota. Ini bisa memicu masalah-masalah seperti perumahan yang tidak memadai, munculnya permukiman kumuh, kemiskinan, pengangguran, hingga kerawanan sosial,” urai Arifin.
Selain itu, dengan adanya rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara (PPU), Samarinda sebagai kota penyangga berpotensi mengalami lonjakan jumlah penduduk yang signifikan.
Arifin menekankan pentingnya solusi praktis dan terencana dalam menghadapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol.