Rina Karmila saat menunjukkan foto sang anak Marina Febri Charia saat berada di Tiongkok. (Andrie/Disway) === Balikpapan, Diswaykaltim - Hati ibu mana yang tak khawatir. Jika sang buah hati di posisi tak aman. Apalagi posisi itu berkaitan dengan penyakit mematikan. Rina Karmila (43), ibu dari Marina Febri Charia (19). Seorang mahasiswi yang kuliah di Hubei Minzu University, Kota Enshizhou yang berjarak 7 jam dari Kota Wuhan, Tiongkok. Pasalnya isu virus corona yang tengah mewabah di sana, mengancam keselamatan putri pertamanya. "Waktu tahu ada corona saya langsung khawatir dan sedih. Bagaimana nasib anak saya di sana ya," ujarnya mengawali cerita ini, Selasa (4/2). Sang anak sempat terisolasi di dalam kampus selama beberapa hari. Namun beruntung pada Ahad (2/2) putrinya termasuk dari 238 orang yang dievakuasi. "Kata dia mau dievakuasi. Saya bilang ikuti saja," jelasnya. Meski berhasil tiba di Indonesia, tak lantas membuatnya langsung bertemu. Mereka sempat lost contact. "Saat tiba di Indonesia saya lega. Tapi komunikasi tiba-tiba enggak bisa. Jadi panik lagi," jelasnya. Rupanya seluruh handphone milik WNI yang dievakuasi harus disita petugas sementara waktu. Karena semua barang bawaan harus disterilkan. Sejak Ahad hingga Senin kemarin, Rina hanya bisa mendapat kabar jika seluruh WNI termasuk anaknya menjalani karantina di Natuna dengan kondisi baik-baik saja. "Cari tahu dari berita saja pokoknya. Karena enggak bisa video call," terangnya. Setelah dua hari tanpa komumikasi, anak pertama dari dua saudara ini bisa menghubunginya Selasa pagi. "Selasa pagi dia telpon saya. Rupanya baru dibagikan nomor Indonesia sama petugas," jelasnya. Rina mengisahkan, selama anaknya di Tiongkok hingga dikarantina, ia tidak berkomunikasi kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang menjadi posko laporan warga. "Saya enggak tahu kalau ada seperti itu. Jadi saya dan suami cuma cari berita saja selama ini," tegasnya. Ia berharap sang anak bisa menjalani masa karantina selama 14 hari dengan aman. Sehingga saat usai masa karantina bisa segera berkumpul bersama keluarga secepatnya. "Pokoknya kami mau dia di sini dulu sampai virus corona sudah tidak ada. Urusan kuliah nanti dibicarakan lagi," ujarnya. Seperti diketahui, dari 238 WNI yang dikarantina dua di antaranya mahasiswi asal Kalimantan Timur yakni dari Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU). (bom/hdd)
Mahasiswi Balikpapan yang Kuliah di Wuhan, Sempat Lost Contact di Natuna
Rabu 05-02-2020,17:58 WIB
Editor : Disway Kaltim Group
Kategori :