Nama Yusan Triananda tidak hanya dikenal sebagai pebisnis. Namun juga tidak banyak diketahui publik, sepak terjang Yusan dalam dunia politik, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Kepada Disway Kaltim, Yusan berbagi cerita. Khajjar Rohmah, Samarinda---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Yusan Triananda Rusli atau yang akrab disapa Yusan Rusli, mungkin tidak asing dalam dunia usaha. Namanya dikenal sebagai salah satu pemilik Mesra Business and Resort Hotel. Yusan juga merupakan anak dari salah satu tokoh NU berpengaruh di Kaltim, HM Rusli. Yusan lahir dari ayah berdarah Banjar dan ibu berdarah Jawa. Ia lahir di Samarinda, 49 tahun silam. Masa kecilnya dihabiskan di Samarinda, baru kemudian merantau untuk menempuh pendidikan menengah pertama di Malang, Jawa Timur. Hingga di bangku SMA. Menyeberang pulau Kalimantan-Jawa, rupanya tak cukup bagi Yusan untuk menimba ilmu. Ia kemudian hijrah menyeberang benua. Menuju Eropa, ke negeri tempat Habibie belajar membuat pesawat, Jerman. Yusan mengambil Jurusan Informatika di Technical University of Dortmund, Jerman. Pada tahun 1989. Jurusan yang kurang populer pada saat itu. Khususnya di Indonesia. “Orang tua sudah memikirkan jauh. Katanya butuh orang yang ahli di bidang IT. Padahal pada saat itu, ITB saja baru mau buka Jurusan IT. Tapi masih gabung sama matematika,” kenang Yusan. Yusan menghabiskan waktu hampir 10 tahun di Jerman. Untuk menempuh pendidikan sarjana dan magister. Sehingga, sampai saat ini, ia fasih berbicara Bahasa Jerman dan Inggris. Setelah dari Jerman, Yusan sempat bekerja selama 3 tahun di Jakarta. Sebagai IT project leader di salah satu perusahaan telekomunikasi di sana. Bahkan ia sempat membuka bisnis software house sendiri. Sebelum akhirnya ia diminta kembali ke Kaltim untuk mengurus bisnis keluarga. “Permintaan aplikasi untuk internal Mesra tinggi. Untuk hotel, mal, dan sekolah. Awalnya saya bolak-balik Jakarta-Samarinda. Sampai akhirnya ada proyek membesarkan Hotel Mesra. Nah, saya dipanggil sama orang tua, ya sudah saya kesini,” kisahnya. Sejak itu lah Yusan menetap di Samarinda. Fokus dalam pengembangan bisnis keluarga. Bahkan namannya kini tercatat sebagai salah satu komisaris di Hotel Mesra. Meski sibuk dalam dunia bisnis, ternyata Yusan memiliki kepedulian yang tinggi dalam dunia pendidikan dan pemberdayaan. Ia menyebut, dalam perjalanannya menempuh pendidikan, membuka pikirannya tentang pentingnya sumber daya manusia bagi kemajuan suatu negeri. “Ya mohon maaf, jam terbang saya kan tinggi ya. Samarinda, Malang, Jerman. Artinya saya tahu itu, perbandingan antara negara besar-kecil, kota besar-kota kecil. Yaitu di SDM nya,” terangnya. Oleh karena itu Yusan bertekad untuk membangun SDM di Samarinda melalui pendidikan dan pemberdayaan. Dalam dunia pendidikan, Yusan adalah salah satu pendiri Yayasan Bunga Bangsa yang dikelola oleh Mesra Group. Serta tercatat sebagai Pembina Yayasan Melati. Bahkan ia telah menyiapkan 10 hektare lahan di kawasan Sungai Siring. Untuk membangun sekolah yang memiliki pola pendidikan khusus di bidang IT, keagamaan, dan entrepreneur. “Passion saya sebenarnya kalau boleh jujur itu di pendidikan. Saya paling senang kalau bisa berbagi tips, menceritakan tentang sesuatu,” katanya. Bahkan, Yusan mengaku ia pernah mengajar sebagai dosen di Swiss German University (SGU) saat dirinya masih tinggal di Jakarta. Di bidang pemberdayaan, Yusan menginisiasi gerakan Samarinda Berbenah. Gerakan ini berisi pemberdayaan SDM masyarakat. Termasuk pelatihan wirausaha kepada ibu-ibu. Ia ingin menularkan semangat berwirausaha kepada ibu-ibu di Samarinda. Ia juga mengonsep usaha recycle dalam platform website setorplastik.com dan setorbaliho.com. Hasil pengumpulan barang bekas itulah yang menjadi bahan dalam pelatihan kerajinan tangan kepada ibu-ibu. Di Gerakan Samarinda Berbenah. Yusan juga terlibat aktif dalam organisasi Perkhidmatan Rakyat Kalimantan Timur (PRKT). Diisi oleh tokoh-tokoh senior yang sering berdiskusi dengan gubernur untuk pembangunan Kaltim. Terbaru, Yusan terjun ke dunia politik dengan maju sebagai bakal calon Wali Kota Samarinda. Dalam Pilwali 2020. Ia maju secara independen bersama Prolita Fatmayanti, putri Aji Sofyan Alex. Yusan menegaskan, dirinya terjun ke politik tujuan utamanya adalah pemberdayaan SDM dan pembangunan Kota Samarinda. “Saya sebagai businesssman, ada keterbatasan. Saya Cuma menyediakan jasa. Tapi kalo infrastruktur tidak disediakan, pelatihan tidak ada, birokrasi tidak mendukung, ya bagaimana?” ujarnya. “Samarinda ini misalnya, mau jadi kota wisata, tapi kok jalan kotor. Saya kan nggak bisa bersihkan semua jalan. Kalau hotel atau sekolah bisa saya atur. Makanya saya pikir saya harus keluar,” sambungnya. Apalagi ditambah dengan tantangan Samarinda menjadi kota penyangga IKN nantinya. Oleh karena itu menurutnya Samarinda harus dipersiapkan dengan baik. Baik dari segi pembangunan kota dan pemberdayaan SDM. Ia memiliki motto hidup bahwa semua yang ia lakukan, diniatkan untuk ibadah. “Saya niatkan untuk amal jariyah. Tidak usah berpamrih, lillahitaala,” tutupnya. (eny)
Yusan Triananda; Pebisnis yang Konsen Pada Dunia Pendidikan
Selasa 28-01-2020,22:22 WIB
Editor : Benny
Kategori :