Paiman, Saksi Hidup Terakhir di Sangasanga

Senin 27-01-2020,23:33 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Paiman. (Rafii/Disway) === Kukar, DiswayKaltim.com - Sorot mata Paiman memang tak lagi tajam. Namun ingatannya di medan perang masih tetap tajam. Veteran Sangasanga berusia 96 tahun itu memaparkan kerasnya perjuangan memerdekakan Indonesia. Seusai upacara Merah Putih Sangasanga di Lapangan Sepakbola Pertamina EP, Senin (27/1), Paiman membacakan puisi berjudul Sang Pejuang. Puisi itu menceritakan para pemuda yang memperjuangkan tanahnya di Sangasanga. Di akhir puisi, terbesit harapan agar Peristiwa Merah Putih Sangasanga menjadi hari bersejarah nasional. Kini hanya dirinya seorang menjadi saksi hidup perjuangan Sangasanga. Teman seperjuangannya telah lebih dahulu kembali ke pangkuan Ilahi. Dulu mereka hanya bermodalkan semangat dan ketulusan melawan penjajah. Hanya bermodalkan bambu runcing. "Jangan sampai dijajah lagi dengan bangsa lain," ucapnya penuh semangat. "Saat Jepang dan Belanda datang, banyak sengsaranya. Terlebih di zaman Jepang," lanjutnya. Paiman kini tinggal bersama istri. Hanya bergantung dari kesejahteraan dari pemerintah. Baik itu pemerintah daerah maupun pusat. Walupun tidak banyak, dirinya tetap bersyukur. Masih diperhatikan pemerintah. Setiap bulan dirinya mendapatkan santunan dari pemerintah pusat, dan setiap enam bulan sekali dari Pemkab Kukar. "Terpenting bisa beli beras untuk makan sehari-hari," pungkas Paiman. (mrf/hdd)

Tags :
Kategori :

Terkait