BACA JUGA:Presiden Yoon Suk Yeol Akhirnya Dilengserkan Parleman Korea Selatan
Negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah memperoleh kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar melalui penyitaan aset yang terlibat dalam aktivitas kriminal.
AS telah menyita sekitar 215.000 Bitcoin. Senilai hampir $21 miliar dengan harga saat ini, sejak 2020, menurut analisis perusahaan kripto 21.co.
Dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, para pendukung Bitcoin berharap mata uang kripto akan mendapatkan legitimasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dimaan selama bertahun-tahun lalu mendapatkan penolakan keras dari pemerintah Amerika Serikat.
Meskipun pernah melabeli Bitcoin sebagai “penipuan”, Trump telah muncul sebagai pendukung paling kuat di dunia untuk aset ini.
Bahkan ia berjanji untuk menjadikan AS sebagai “ibu kota kripto di planet ini”. Trump bahkan memilih kelompok pro kripto untuk masuk dalam cabinet pemerintahannya. Termasuk mantan Chief Operating Officer PayPal David Sacks sebagai tsar kripto dan Paul Atkins sebagai ketua SEC.
BACA JUGA:Terguling setelah 25 Tahun Berkuasa, Bashar al-Assad Kabur ke Moskow
Sikap pro-kripto oleh Trump ini telah menemukan sekutu barunya di Kongres AS. Seperti Senator Cynthia Lummis, seorang anggota Partai Republik dari Wyoming. Yang awal tahun ini memperkenalkan BITCOIN Act of 2024, yang akan memasukkan Bitcoin di antara aset-aset cadangan seperti emas dan minyak sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Di bawah rencana Lummis, pemerintah akan membeli sekitar 200.000 Bitcoin setiap tahun selama lima tahun. Dan kemudian menyimpan aset tersebut selama 20 tahun sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
“Jika kita melakukan itu dengan lima persen dari semua Bitcoin yang akan pernah ada, yang kira-kira jumahnya satu juta Bitcoin, kita dapat memotong utang kita menjadi setengahnya dalam 20 tahun,” kata Lummis dalam sebuah wawancara televisi dengan Fox Business.