Meski demikian, landmark ikonik seperti Patung Lembuswana di sisi selatan tetap menjadi daya tarik utama. Disini ada bangunan dengan 10 tiang sebagai pondasi. Tinggi bangunan yang terbuat dari beton itu diperkirakan mencapai lebih dari 5 meter.
Di atasnyalah Patung Lembuswana berdiri gagah. Menyambut setiap kapal yang hendak melintasi Tenggarong dan dapat terlihat dari atas Jembatan Kartanegara.
Ya, meski pun penerangannya cukup minim. Bahkan, Sang Lembuswana pun hampir tidak terlihat jika dari kejauhan.
Selain landmark Lembuswana, ada pula Pura Pasak. Pura ini memiliki gapura yang mirip dengan Pura Lempuyang di Bali, dengan arca Lembu Swana dan relief naga di kedua sisinya.
“Pura Pasak adalah salah satu destinasi favorit pengunjung yang ingin merasakan nuansa spiritual dan budaya lokal. Selain itu para umat Hindu juga merayakan hari raya Nyepi di Pura ini,” jelas Redi.
Untuk Pura Pasak suasanya tidak gelap-gelap amat. Karena masih ada lampu sorot yang menerangi sisi-sisi Pura.
Patung Lembuswana di Pulau Kumala saat malam. -ari/disway-
Lalu di sisi utara pulau terdapat kolam naga dengan patung dua naga kembar yang melindungi sosok perempuan di atas Lembuswana. Patung ini berkaitan erat dengan legenda Putri Karang Melenu. Yang konon lahir bersama dengan hewan mitologi Lembuswana.
Kisah ini menurut Redi sebenarnya dapat menambah daya tarik Pulau Kumala. Sebagai destinasi wisata yang kaya akan sejarah dan budaya bagi wisatawan luar daerah. Setelah berkeliling, kami pun kembali ke bagian depan. Di lokasi keramaian tadi.
Di festival ini, lebih dari 20 pedagang UMKM panen rezeki. Para pengunjung tak hanya menikmati hiburan, tetapi juga memanjakan lidah mereka dengan berbagai sajian lokal. Asri, salah satu pelaku UMKM yang berjualan di Pulau Kumala, mengaku senang. Omzetnya drastis meningkat.
“Biasanya saya hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 300 ribu per hari. Dengan adanya event ini, omset saya naik dua kali lipat menjadi Rp 600 ribu,” katanya, pada Jumat 13 Desember 2024 malam.
Pelaku UMKM di Pulau Kumala kebanjiran rezeki saat even Kumala Project Sound. -ari/disway-
Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono, yang mewakili Bupati Edi Damansyah, turut menyampaikan Kumala Sound Project merupakan langkah awal Pemkab Kukar, dalam menghidupkan kembali Pulau Kumala.
“Ini adalah kali pertama event musik besar diadakan di Pulau Kumala. Ke depan, kami berkomitmen untuk menggelar lebih banyak acara besar di pulau ini guna menarik pengunjung,” kata Sunggono saat mengisi sambutan di atas panggung.
Kami pun pergi meninggalkan Pulau Kumala malam itu. Saat melintasi jembatan penyeberangan, di belakang kami, lampu-lampu masih menyorot hingga ke atas langit. Meninggalkan pesan, bahwa Kumala tidaklah seseram seperti sebelumnya.