BPJamsostek Targetkan Peserta 1,8 Juta Orang

Senin 20-01-2020,22:26 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Kalimantan, Panji Wibisana. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com- BPJamsostek Kalimantan menargetkan penambahan peserta sebanyak 1,8 juta orang. Tambahan peserta diharapkan dari sektor pekerja penerima upah, pekerja informal (bukan penerima upah) maupun pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah kerja Malaysia Timur yakni Sabah, Serawak, Kucing, Kinabalu, dan negara Brunei Darussalam. Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Kalimantan Panji Wibisana merinci dari jumlah itu, sekitar 789 ribu merupakan pekerja penerima upah, termasuk pekerja migran. Sedangkan pekerja bukan penerima upah hampir 300 ribu orang.  Sisa dari pekerja sektor jasa konstruksi. "Kami optimistis target ini bisa dicapai karena prospek ekonomi sangat bagus. Ada proyek pembangunan ibu kota di Kaltim dan proyek kontruksi untuk pengembangan kilang seperti Balikpapan dan Bontang," kata Panji Wibisana. "Kalau mereka perusahaan atau perorangan tidak dilindungi Jamsostek mereka akan lebih terpuruk lagi. Dari mana? Akan mengganggu cash flow mereka, menggerus dana mereka. Kami yang kelola risiko mereka apakah kecelakaan, kematian, hari tua," imbuhnya, belum lama ini. Apalagi saat ini dengan iuran tetap tapi manfaat naik hingga 1.350 persen, perusahaan jauh diuntungkan. "Kalau pemberi kerja tidak melakukan itu, dia nggak akan sanggup. Apalagi perusahaan mikro, mana ada yang murah kalau karyawan kecelakaan masuk rumah sakit, cash flow terganggu itu pasti," tandasnya. Selain itu, peserta baru yang sedang ditarget BPJamsostek Kalimantan adalah pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKI. Menurutnya, untuk TKI yang ada pengarahnya  itu dipastikan mengantongi kepersertaan Jamsostek. Hal ini sudah sesuai UU 18 tahun 2017. "Sekarang itu bagaimana mereka yang tidak pulang lagi. Banyak loh itu ada di Sabah, Serawak, Kucing, Kinabalu, Brunai. Itu jadi  konsennya Kalimantan dan juga pemerintah termasuk DPR RI," ujarnya. Tahun lalu Panji menyebut pihaknya sudah ke Brunei Darussalam. "Alhamdulillah Pak Sujatmiko Dubes RI untuk Brunai luar biasa berikan perhatian, bahkan kita bisa eksekusi di sana. Jadi 2020 ini kita kan masuk ke Sabah, Serawak. Itu banyak potensi. Kalau itu selesai maka target ini ketutup, aman itu. Karena kalau cari perusahaan yang benar-benar TK 100  ada ? Paling banyak itu start up, zaman sekarang nggak perlu banyak orang kan,” bebernya. Masih terkait pekerja migran, Panji menyebutkan TKI/pekerja migran di Brunei berjumlah 2,9 juta yang banyak berasal dari Makasar, dan Jawa. Sedangkan PMI di Malaysia Timur terdapat sekitar 700 ribu lebih. "Kalau Semenanjung Malaysia ada 2 jutaan kita urus yang di Malaysia Timur. Ini yang mau kita jemput kesana, target semuanya harus masuk, kan sasaran sudah tahu. Kalau target 300 ribu ya 300 ribu nggak boleh 10 persen," sebutnya. Di Balikpapan, BPJamsostek setempat membukukan kepesertaan tenaga kerja baik pekerja sektor formal maupun informal berjumlah 180.000. Sementara perusahaan yang terdaftar sebanyak 5.000 lebih peserta. Kepala Cabang BPJamsostek Balikpapan Ramadan Sayo mengatakan, saat ini porsi kepersertaan masih didominasi sektor formal yang menjangkau 70 persen dari total kepesertaan. Artinya, sektor Informal hanya 30 persen. "Sektor Informal ini seharusnya bisa lebih tinggi lagi. Seharusnya pekerja bukan penerima upah seperti tukang ojek, petani, nelayan, UMKM, bahkan Youtuber juga bisa daftar," kata Ramadan. Ramadan menjelaskan, tenaga kerja sektor informal akan lebih diuntungkan ketika ikut menjadi peserta BPJamsostek. Opsi iuran yang ditawarkan hanya sebesar Rp 16.800 per bulan. Dari situ, peserta sudah mendapat dua manfaat, yaitu jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan. “Memang ada cost yang harus dikeluarkan lagi, namun peserta mendapat dua layanan jaminan kesehatan dan kecelakaan, meski porsinya masih kecil," pungkasnya. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait