Padahal di klub Fenerbahce itu ada mesin gol kelas Eropa, Edin Dzeko. Juga ada mesin gol Maroko di Piala Dunia kemarin, Youssef En Nesri.
Mou mengajarkan kepada kita bahwa di sepak bola semua impian bisa diukur. Tidak perlu terlalu berharap kepada keajaiban-keajaiban.
Erick Tohir sudah melakukan sesuatu yang baik dan sangat berarti bagi sepak bola Indonesia. Patut kita hargai upayanya. Sekali pun nanti timnat gagal mencapai peringkat empat di grupnya, Erick sudah berbuat nyata untuk kebaikan sepak bola Indonesia. Semoga Erick tidak mudah patah. (*)