Menurut Sabani, calon wali kota, masalah sumber air baku itu sudah dapat dideteksi sejak periode pertama Rahmad Mas'ud menjabat wali kota.
“Masalah pipa itu sudah dideteksi dari awal tapi tidak ada gerakan sama sekali selama 3 tahun lebih. Sehingga masyarakat pun terus mengalami defisit air bersih, harusnya tidak perlu terjadi seperti itu,” tutur Sabani menanggapi.
Di sisi lain, calon wakilnya, Syukri pun menyoroti soal manajerial PDAM dan program wali kota sebelumnya yang dinilai tidak terealisasikan.
BACA JUGA: Buruan Daftar! Polri Buka Pendaftaran Bintara Bakomsus, Berikut ini Syarat dan Jadwalnya
BACA JUGA: Persiapan Pilkada 2024, KPU Balikpapan Antisipasi Kesalahan Pemungutan dengan Simulasi
Ia mengingatkan bahwa program paslon 01 pada 3 tahun yang lalu adalah janji merealisasikan 100 persen sambungan rumah. Namun, Syukri menyebut bahwa faktanya hari ini hanya 79 persen yang terealisasi.
“Janji apa lagi yang harus diyakinkan ke publik kalau janji yg lama tidak mampu ditunaikan,” ujarnya.
Syukri juga menyoroti bahwa Rahmad Masud sebagai kuasa pemegang saham telah membiarkan 2 tahun lamanya PDAM tanpa direktur.
“4 plt saat masyarakat sedang kacau air, tapi tidak ambil sikap. Saat krisis, PDAM sempat juga (jadi) sponsor sepak bola,” tegas Syukri.