Suka Tari karena Nenek

MEWARISI darah seni adalah suatu anugerah bagi sebagian orang. Terlebih hidup, dan besar dari keluarga seniman. Begitu yang diutarakan Wela Nova Permatasari. Gadis cantik kelahiran Berau, 15 November 2002 ini mengenal seni tari dari sang nenek. Sejak usia 5 tahun, dirinya sudah dikenalkan dengan ragam gerak tari. Awalnya, Wela-sapaan akrabnya- hanya mengetahui ragam tari dari sang nenek tanpa memiliki ketertarikan untuk mempelajarinya lebih lanjut. Menurutnya, tanpa rasa Lelah, neneknya terus menggiring Wela untuk bisa menyukai seni tari. Dan pada akhirnya rasa suka tersebut muncul hingga Ia memutuskan mendalami seni tari di salah satu sanggar tari yang ada di Kabupaten Berau. “Benar kata pepatah, seseorang bisa suka karena terbiasa melakoni hal itu secara berulang,” katanya kepada Disway Berau. Ia mulai benar-benar menyukai dan mendalami seni tari ketika duduk di bangku SMP. Dari situ dirinya mulai memahami dan mengenal berbagai jenis tarian yang ada di Bumi Batiwakkal dengan segala keunikannya. Diakuinya, saat ini dirinya bisa membawakan beberapa tarian tradisional yang ada di Berau. Seperti, tarian suku Dayak, Bajau hingga Banua. Dari tari gerak sama, hingga ke japin. Bukan hanya itu, dirinya juga menguasai salah satu tarian tradisional yang berasal dari luar daerah. Seperti, tari lahbako dari Jember, Jawa Timur, hingga tari Nusantara. “Semua bisa ketika kita mau belajar,” ujarnya. Siswi berhijab yang sekarang duduk di kelas sebelas SMK 1 Berau ini, mengaku sangat tertarik kepada dunia tari saat ini. Dari tarian dirinya bisa lebih mengerti apa maksud dari jerih payah. Lanjutnya, dirinya akan terus berupaya untuk bisa memberikan kontribusi dalam melakukan pengembangan dan inovasi terhadap tarian tradisional yang ada di Kabupaten Berau. “Memang waktunya yang muda yang berkarya, selagi yang muda bisa melakukan inovasi gerak tari tanpa menghilangkan identitas dan maksudnya, saya rasa itu harus didukung,”pungkasnya. (*/fst/app)