Ketegangan di Laut Merah Ternyata Ancam Stabilitas Pasar Minyak Mentah

Rabu 24-01-2024,21:05 WIB
Reporter : Baharunsyah
Editor : Baharunsyah

Perkembangan-perkembangan lain juga telah memperketat pasar minyak mentah Eropa termasuk penurunan suplai Libya karena protes, gangguan pertama selama berbulan-bulan, dan ekspor Nigeria yang lebih rendah.

Minyak mentah Angola, yang juga menuju ke Eropa tanpa harus melewati Terusan Suez, mengalami permintaan yang lebih tinggi dari RRT dan India karena masalah seputar minyak mentah Iran dan Rusia, sehingga mengurangi pasokan yang bisa masuk ke Eropa.

Perdagangan minyak China dengan Iran terhenti karena Teheran menahan pengiriman dan menuntut harga yang lebih tinggi, sementara impor minyak mentah Rusia oleh India telah jatuh karena masalah mata uang, meskipun India mengaitkan penurunan tersebut dengan harga yang tidak menarik.

Sementara itu, Rusia melompati Arab Saudi untuk menjadi pemasok minyak mentah utama China pada tahun 2023, data menunjukkan pada hari Sabtu, karena importir minyak mentah terbesar di dunia ini menentang sanksi Barat atas invasi Rusia pada tahun 2022 ke Ukraina untuk membeli minyak diskon dalam jumlah besar untuk pabrik-pabrik pengolahannya.

Rusia mengirimkan rekor 107,02 juta metrik ton minyak mentah ke China tahun lalu, setara dengan 2,14 juta barel per hari, data bea cukai China menunjukkan, jauh lebih banyak daripada eksportir minyak utama lainnya seperti Arab Saudi dan Irak.

Impor dari Arab Saudi, yang sebelumnya merupakan pemasok terbesar Cina, turun 1,8% menjadi 85,96 juta ton, karena raksasa minyak Timur Tengah ini kehilangan pangsa pasar untuk minyak mentah Rusia yang lebih murah.

 

Kategori :