Kaya Bahan Pangan Lokal Bergizi, Pemkab Mahulu Optimis Tekan Stunting di Angka 12 Persen

Senin 08-01-2024,13:00 WIB
Reporter : Hariyadi
Editor : Hariyadi

MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur optimistis mampu menurunkan prevalensi stunting dari 14,8 persen menjadi 12 persen di tahun 2024.

Upaya penurunan dilakukan melalui beberapa program, baik sosialisasi, edukasi maupun pemberian gizi tambahan.

"Apalagi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bersama Bappelitbangda telah melaksanakan rembuk stunting terintegrasi," kata Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun di Ujoh Bilang, Senin (8/1/2024).

Dilansir dari Antara, target penurunan stunting nasional pada 2024 sebesar 14 persen. Sedangkan kasus stunting nasional saat ini di angka 21,6 persen.

Saat ini, prevalensi stunting di Mahulu jauh lebih baik ketimbang kabupaten dan kota lain di Kaltim. Padahal, Mahulu masuk kawasan 3T. Wilayah Mahulu berbatasan darat dengan Serawak, Malaysia.

Untuk diketahui, prevalensi stunting di seluruh Kaltim di angka 23,9 persen dengan prevalensi tertinggi di Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni 27,1 persen.

Disusul Kota Samarinda 25 persen, Paser 24,9 persen, Kutai Timur 24,9 persen, Kutai Barat 23,1 persen, Penajam Paser Utara 21,8 persen, Berau 21,6 persen.

Berikutnya, Kota Bontang 21 persen, Kota Balikpapan 19,6 persen, dan Kabupaten Mahulu dengan prevalensi paling rendah, yakni 14,8 persen.

"Hingga kini Pemkab Mahulu terus berupaya menurunkan presentasi stunting di kawasan perbatasan secara bertahap, dimulai dengan target 12 persen tahun ini hingga ke titik nol di tahun-tahun mendatang," kata Yohanes.

Yohanes optimis mampu mencapai target ini karena jumlah penduduk Mahulu relatif lebih sedikit ketimbang daerah lain di Kaltim.

Hal ini didukung oleh bahan pangan lokal bergizi tinggi yang banyak tersedia di Mahulu.

Menurutnya, yang perlu ditekankan oleh Pemerindah Daerah adalah kesadaran masyarakat, terutama kaum ibu terhadap pola konsumsi yang sehat dan seimbang.

"Mahulu sangat kaya dengan aneka bahan pangan yang bergizi tinggi bagi kesehatan anak, ibu hamil dan ibu menyusui. Untuk itu, yang perlu diberikan pemahaman ke masyarakat adalah perubahan pola asuh yang menjadi salah satu indikator penentu kesehatan masyarakat," ujarnya.

Berikutnya, perlu pemetaan penanganan stunting di masing-masing kecamatan maupun desa. Agar pendampingan tenaga kesehatan bisa dilakukan secara tepat sasaran, selain bantuan makanan bergizi maupun obat-obatan penunjang.

Kategori :