Mediasi Atlet Disabilitas dengan NPC, Minta Laporan Kepolisian Dicabut

Kamis 28-11-2019,20:17 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Mediasi antara guru sekolah, NPC dan atlet disabilitas soal pembagian hadiah kejuaraan di SLB Negri Balikpapan. (Andrie / Disway Kaltim) ============ Balikpapan, DiswayKaltim.com - Permasalahan atlet disabilitas yang kecewa terhadap pembagian hadiah kejuaraan yang digelar National Paralympic Committee (NPC) Kota Balikpapan, berlanjut.

Setelah para atlet melaporkan hal ini ke polisi pada Senin lalu, mereka pun didatangi oleh jajaran NPC di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri yang berada di Jalan Beje-Beje sore tadi.

Pihak NPC bermaksud meluruskan apa yang sebenarnya terjadi kepada para atlet disabilitas.

Dalam mediasi tersebut, dihadiri oleh para atlet yang melapor didampingi guru dan juru bahasa isyarat. Para atlet mengutarakan kekecewaannya terhadap penyelenggara yang tidak memberitahukan kepada mereka adanya pembagian hadiah secara merata.

Padahal mereka sudah berjuang mengikuti lomba dengan harapan mendapatkan hadiah yang sesuai, yakni Rp 2,5 juta untuk juara 1. Namun hal ini disebut-sebut adanya miss komunikasi. Lantaran saat itu tidak ada juru bahasa isyarat yang memberitahukan kepada mereka.

"Ada masalah tentang uang, nggak ada bilang kalau uangnya dibagi-bagi. Mereka tahunya kalau Rp 2,5 juta itu untuk sendiri, kalaupun dibagi itu untuk pasangannya, bukan untuk semua. Kalau ada akses juru bahasa isyarat, teman-teman akan paham. Nah kalau kemarin itu tidak ada akses juru bahasa isyarat, jadi teman-teman nggak paham," ujar Irfan, Ryan dan Dinda melalui Juru Bahasa, Susanti usai mediasi, Kamis (28/11/2019).

Disinggung apa mereka akan mencabut laporan tersebut, Ia menjawab pihak NPC harus membeŕikan klarifikasi terlebih dahulu kepada kepolisian. Sebab hal ini sudah terlanjur mengecewakannya. Apalagi kejadian ini tidak hanya terjadi satu kali, melainkan berulang kali sejak tahun 2013 silam.

"Kalau mau NPC nya sendiri yang ketemu sama Bapak Polisinya biar jelas gimana, untuk memberikan informasi yang jelas dan klarifikasi," tambahnya.

Sementara itu, Guru SLB SMA Negeri Balikpapan, Siti Rohaini mengatakan, hal ini hanyalah miss komunikasi antara guru dan siswa. Siti mengatakan, kejuaraan seperti ini sejak sebelumnya membagikan hadiahnya secara merata.

Hal ini dikarenakan belum cukupnya syarat oleh siswa untuk mengikuti event tersebut. Sehingga terpaksa melibatkan siswa lain dan membagikan hadiahnya secara merata, lantaran dianggap merupakan ajang kebersamaan.

"Kalau kita ambil anak berprestasi harus usia 17 tahun, nah disini masih di bawah 17 tahun. Sehingga supaya event itu ramai dan bisa memotivasi jadi kami ikutkan yang lain. Kalau kemarin itu yang bisa ikut hanya dua anak, nah kalau cuma dua bagaimana mau di pertandingan. Kan sistem ini group, kalau dua anak otomatis tidak bisa di pertandingan," jelasnya.

Siti menambahkan, hadiah yang didapat dipotong pajak, sehingga hanya Rp 2,3 juta yang didapatkan oleh para peserta. Hadiah tersebut dibagi rata lagi sesuai jumlah peserta yang bertanding mewakili Balikpapan.

"Jadi berhubung pengikutnya ini 10 siswa, dari Rp 2,5 juta dibagi 10 anak dan itu ada kesepakatan," tambahnya.

Sebelumnya, sekolah juga telah memberitahukan kepada siswa dan orangtuanya bahwa event tersebut untuk kebersamaan. Sehingga hadiah juara yang didapat nantinya akan dibagi-bagi kepada yang lainnya.

"Itu selalu kami utarakan sebelumnya ada event seperti ini. Untuk tahun ini saya tidak mengikuti, tahun lalu nya saya ikutin. Kalau tahun 2018 itu ada kok komunikasi antara sekolah dan siswa," terangnya.

Sementara itu, Ketua NPC Balikpapan, Suharyanto berharap permasalahan ini tuntas dan tidak diteruskan. Lantaran hanya miss komunikasi semata. Ia berharap para atlet mencabut laporannya di kepolisian, sebab hal ini bisa mencoreng nama baik NPC.

Padahal menurut Suharyanto, pihaknya telah memberikan hak yang harusnya diberikan.

"Harapan kami ini kan sudah mediasi, sudah tidak ada masalah. Kalau bisa ayo kita ke kepolisian, kita selesaikan sama-sama karena ini hanya miss komunikasi saja. Kami minta cabut laporan supaya NPC yang selevel KONI ini, tidak tercoreng. Karena kami ditanya sama Disporapar kami sudah bilang bahwa hadiah sudah kami kasih semua," pungkasnya. (bom/dah)

Tags :
Kategori :

Terkait