Bupati: Pengurus Persekutuan Doa Jadi Barometer Ketaatan dan Kepatuhan

Kamis 27-07-2023,20:37 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kutim, nomorsatukaltim.com – Jajaran Pengurus Persekutuan Doa (PD), Korpri, TNI dan Polri harus menjadi barometer ketaatan dan kepatuhan melaksanakan tanggung jawab. Agar semangat ini bisa ditularkan ke pegawai lainnya. 

“Apabila tidak dilaksanakan dengan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka bisa mengakibatkan banyak persoalan timbul di dalamnya,” kata Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman usai melantik PDPK Korpri, TNI dan Polri Masa Bakti 2023-2026 di Gedung Serba Guna, Bukit Pelangi, Kamis (27/72023).

Pelantikan tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Kasmidi Bulang dan beberapa unsur Forkopimda.

Bupati mengajak pengurus PD membawa nuansa atau warna tersendiri di pekerjaan masing-masing. Mereka harus mampu menyelaraskan ketaatan kepada Tuhan dengan pekerjaan yang dilakukan sehari- hari.

“Selalu hati-hati dalam melaksanakan pekerjaan. Kalau terjadi penyimpangan itu berarti menyimpang juga dari kehendak Tuhan. Jadi harus selaras ketaatan dan perilaku,” tegasnya.

Ardiansyah juga menyampaikan selamat dan sukses pada para pengurus dalam bertugas. Sehingga segala program kerja yang sudah direncanakan bisa dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Sementara itu, Ketua PD Korpri TNI dan Polri periode 2023-2026 Simon Salombe menyatakan siap melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya.

Sekaligus meminta dukungan dan doa dari seluruh anggota dalam melaksanakan program kerja dengan baik.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami sebagai pengurus dan saya mengajak seluruh anggota. Mari kita bekerja sama dengan baik menjadikan wadah ini sebagai tempat mempererat persekutuan serta peningkatan iman kita kepada Tuhan,” ujarnya.

Dalam ibadah syukur yang dilaksanakan sebelum pelantikan, Pdt Petrus Silas menyebut, menjadi PNS, TNI dan Polri adalah sebuah anugerah.

Karena kesempatan menjadi abdi negara sangat kecil dibandingkan dengan angka kesempatan kerja yang sangat banyak. Untuk itu seorang pegawai dituntut melaksanakan tanggungjawabnya dengan tulus iklas dan sepenuh hati. Sebuah pekerjaan adalah kesempatan untuk melayani Tuhan.

“Seorang pegawai dalam melaksanakan tanggungjawabnya harus berdampak. Sekecil apa pun peran yang dilakukan harus mampu dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.

Ditambahkannya, sebagai seorang beriman, bekerja itu adalah ladang pelayanan. Seorang pegawai harus memposisikan diri sebagai “hamba” bagi masyarakat. Pegawai adalah pelayanan masyarakat bukan sebaliknya.

“Kita hadir di Kutim disadari atau tidak, ada maksud Tuhan. Ini adalah kemurahan Tuhan, sehingga apa yang dilakukan seolah-olah untuk Tuhan bukan untuk manusia. Jadi semua pekerjaan dilandasi rasa takut dan hormat pada Tuhan,” ujarnya. (*/adv/kutim23_kominfo)

Tags :
Kategori :

Terkait