Agar Berita Ekonomi Tak Membosankan

Jumat 15-11-2019,17:08 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Fajar Martha (kiri) sedang menyampaikan materi dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi Kalimantan Timur di Hotel Mercure, Jakarta. (Mubin/Disway Kaltim)

Jakarta, DiswayKaltim.com – Berita tentang ekonomi kerap kali membosankan. Minim pembaca. Alasannya beragam. Salah satunya, berita ekonomi memuat istilah-istilah yang hanya dipahami kalangan terbatas.

Redaktur Kompas Fajar Martha mengungkapkan beberapa alasan yang membuat berita ekonomi kurang diminati. Tidak seperti berita politik dan kriminal.

Ia menyebut berita ekonomi tidak menarik bagi pembaca. Sulit dipahami awam, abstrak dan di awang-awang, dan banyak angka dalam teks berita.

“Selain itu, banyak istilah-istilah spesifik. Terutama istilah asing,” kata Fajar di Hotel Mercure Jakarta Pusat, dalam Pelatihan Wartawan Ekonomi Kaltim yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, Jumat (15/11/2019).

Tak hanya pembaca yang sulit memahami berita ekonomi. Awak media pun acap melakukan kesalahan. Saat membuat berita ekonomi.

“Misalnya konversi valas ke rupiah, penggunaan kata pertumbuhan turun atau melambat, penggunaan satuan dan desimal, penjelasan sebab akibat yang kurang tepat, perbandingan yang kurang tepat, dan misleading,” bebernya.

Namun ia memberikan sejumlah kiat. Agar berita tentang ekonomi dapat menyentuh semua kalangan. Di antaranya memberikan perspektif ruang dan waktu. Menjelaskan istilah-istilah dan singkatan-singkatan yang digunakan. Penggunaan angka-angka yang menggambarkan tren sebaiknya dibuat dalam bentuk grafis.

Kiat lain, Fajar berpendapat, jurnalis mesti menjelaskan makna terhadap angka-angka, makna di balik fenomena ekonomi, dan membuat berita yang sifatnya end user.

“Maksudnya, end user ini bersentuhan dengan kehidupan kita sehari-hari. Tidak mengawang. Upayakan pembaca merasa berita itu berhubungan dengan kehidupannya sehari-hari,” sebut Fajar. (qn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait