Legilslator Balikpapan Khawatir Stunting Ancam Generasi

Senin 02-01-2023,15:52 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com – Pemerintah Balikpapan mencatat angka prevalensi stunting mengalami peningkatan sebesar dua persen sepanjang tahun 2022. Legilator Balikpapan khawatir stunting ancam generasi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, jumlah kasus stunting tercatat sebanyak 2.190 kasus sepanjang tahun 2022. Ada pun Kelurahan Graha Indah memiliki kasus stunting tertinggi dengan jumlah 312 kasus. Diikuti, Batu Ampar dengan 172 kasus, dan Karang Rejo dengan 161 kasus. Kepala DKK Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, saat ini persentase rata-rata kasus stunting di Balikpapan 10,52 persen. Sedangkan mengacu data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Balikpapan menunjukan angka prevalensi stunting Balikpapan mencapai 19,6 persen. Hal itu berdasar hasil survei Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Angka kasus naik dari 17,6 persen di tahun 2021 naik menjadi 19,6 persen pada tahun 2022. Menanggapi kasus stunting, Wakil Ketua Parlemen Balikpapan, Budiono merasa khwatir stunting bisa menjadi ancaman bagi generasi. “Ini nasib generasi penerus bangsa, stunting berdampak kekhawatiran kita kepada penerimaan gizi buruk dan pola hidup tidak sehat,” ujar Budiono, Senin, (2/1/2023). Ia berharap anggaran yang telah digelontorkan untuk Dinas Kesehatan, bisa dipergunakan sebaik-baiknya, terutama fokus pada penurunan angka stunting. Menurutnya saat ini stunting ancam generasi. “Saya berharap ada program dari dinas terkait, sebelum pendektesi maupun yang sudah terjadi. Misalnya sosialisasi pemahaman sebelum nikah, atau sosialisasi anak-anak gizi buruk,“ tuturnya. Ia juga menyarankan agar kegiatan Posyandu di tingkat RT diaktifkan lagi. Dengan kegiatan itu dinilai bisa mendeteksi dan melakukan pendampingan ahli gizi untuk Balita yang mengalami stunting. ”Saya melihat mininmnya tenaga ahli gizi di Balikpapan, sehingga pola gizi dan pola hidup sehat mereka kurang terpenuhi,” jelasnya. Legislator Balikpapan ini kembali menekankan soal pemanfaatan anggaran. Ia pun berharap, demi penerus generasi bangsa, anggaran yang telah dighelontorkan bisa dipergunakan sebaiknya untuk pengentasan stunting di Balikpapan. “Mudahan tahun 2023 ini, angka stunting bisa teratasi,” harapnya. Kepala DP3AKB Balikpapan Alwiati mengakui sepanjang tahun 2022, angka stunting di kota ini mencapai ribuan anak. “Kita telah melakukan audit dan pendampingan, meski pada perjalanannya kita melakukan beberapa sampling juga, baik secara sensitif dan spesifik,” jelasnya. Pihaknya terus berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting dengan memberikan pendampingan kepada keluarga dan anak berisiko stunting. “Pendampingan yang kita lakukan tidak hanya pada anak yang berisiko stunting tetapi juga kepada keluarga, calon pengantin, ibu hamil yang berisiko stunting serta ibu nifas,” terangnya. (*/Adv)

Tags :
Kategori :

Terkait