Paser, nomorsatukaltim.com - Berhembus kabar di media sosial dan jagat maya Paser, salah satu orang yang meninggal beberapa hari lalu terindikasi terpapar COVID-19. Hal ini membuat pihak keluarga sangat dirugikan dengan kabar bohong itu. Pihak keluarga memastikan almarhum meninggal tak dalam terkonfirmasi positif. Pasalnya, saat melakukan perjalanan luar daerah, baik pulang-pergi menunjukkan hasil terkonfirmasi negatif berdasarkan hasil swab test. Mereka keberatan dengan informasi yang tersebar, menganggap penyebab masuknya COVID-19 sekira akhir Januari lalu. Hal ini sampaikan saat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan zoom meeting dengan pasien isolasi mandiri di Polres Paser, Senin (31/1/2022). Menyikapi persoalan itu, Kapolres Paser, AKBP Kade Budiyarta menegaskan bakal melakukan penyelidikan lebih mendalam mengenai penyebaran kabar hoaks tersebut. Baca juga: Kasus COVID-19 Paser Bertambah, PTM 100 Persen Terancam Batal "Pasti akan melakukan tahapan penyelidikan. Intinya segala sesuatu yang ada di media sosial. Tolong bijak memilah dan memilih. Mana yang patut konsumsi umum atau hanya berhenti di pribadi," tegasnya usai zoom meeting kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Polisi belum dapat memastikan apakah penyebaran kabar bohong itu dikenakan sanksi. Pasalnya, informasi yang diterima masih sepihak dari pihak keluarga terpapar COVID-19. "Yang jelas sudah ada UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) untuk melaksanakan proses penyelidikan," terang Kade Budiyarta. Di tempat yang sama, Bupati Paser, Fahmi Fadli mengatakan, perihal adanya penyampaian isolasi mandiri tak mendapatkan bantuan sembako, menyebut terjadi miskomunikasi. Namun ini menjadi catatan pemerintah daerah dan akan ditindaklanjuti. "Ini butuh bantuan sembako. Walaupun mereka tidak minta, namun ini kewajiban pemerintah mereka menjalani isolasi mandiri COVID-19. Pasti kami akan melaksanakan," kata kepala daerah berlatar belakang dokter itu. Ia menuturkan, sejak hari pertama telah diberikan bantuan. Namun karena ada miskomunikasi bahwa yang menjalani isolasi mandiri tidak perlu mendapatkan bantuan. "Isoter (Isolasi terpadu) kita belum siap. Sebelumnya kasus yang terjadi di Paser tidak langsung meninggi," sambungnya. Sedangkan mengenai adanya pelajar yang terpapar COVID-19, ia memastikan sekolah-sekolah itu ditutup sementara waktu. Diketahui 11 siswa terkonfirmasi positif dari 6 sekolah yang semuanya berada di Kecamatan Tanah Grogot. Yakni 1 TK, 4 SD dan 4 SMP. Guna memutus penyebaran saat ini dilakukan testing, tracking, dan treatment (3T). "Sehingga penanganannya lebih tepat sasaran," jelas Fahmi. Diinformasikan, Kementerian Kesehatan memprediksi lonjakan COVID-19 gelombang ketiga medio Februari - Maret. Menanggapi hal ini, Politisi PKB itu menerangkan telah melakukan rapat bersama Satgas COVID-19 Kabupaten Paser. Beberapa kebijakan diambil, di antaranya percepatan vaksinasi baik umum, lanjut usia, pelajar usia 6-11 tahun, serta melakukan 3T. "Operasi yustisi protokol kesehatan tetap berjalan. Namun sanksi masker tidak ada. Kami cuma mengimbau masyarakat silakan beraktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya. (asa/zul)
Curhat ke Forkopimda Paser, Keluarga Keberatan Kerabat Dianggap Meninggal COVID-19
Selasa 01-02-2022,17:42 WIB
Editor : Achmad Syamsir Awal
Kategori :