Thohari (kiri) dan Eddy Tarmo sama-sama kuat untuk dampingi Rahmad.
===========Balikpapan, DiswayKaltim.com - Isu koalisi Partai Golkar-PDIP untuk Pilkada Balikpapan 2020 semakin menguat. Bahkan masing-masing ketua partai skala kota itu tak menolak adanya kabar koalisi. Meski belum membenarkan hal tersebut.
Dari informasi yang diterima, PDIP akan mendorong kadernya untuk berpasangan dengan Rahmad Mas'ud, yang digadang sebagai calon kuat.
Di internal PDIP sendiri, nama yang akan dijodohkan dengan Rahmad belum final. Kabarnya saat ini muncul dua nama. Yakni Thohari Aziz dan Eddy Sunardi alias Eddy Tarmo.
Thohari, merupakan ketua DPC PDIP Balikpapan 2019-2024. Sedangkan Eddy Tarmo, wakil bendahara DPD PDIP Kaltim di bawah kepemimpinan Irjen Pol (Purn) Safaruddin sebagai ketua DPD.
"Kalau dipasangkan dengan Pak RM (Rahmad Mas'ud), itu kan kata orang-orang. Ya diaminkan saja. Saya ini kan kader. Kader harus siap dengan perintah partai. Tapi saat ini kami masih konsisten mendorong Pak Safaruddin maju di Balikpapan," kata Thohari kepada Disway Kaltim, Minggu (3/11/2019) lalu.
Terkait namanya yang muncul di internal PDIP, Eddy Tarmo juga angkat suara. "Saya ini kader partai. Apapun keputusan partai, ketika saya dipercaya partai, ya saya siap," kata Eddy saat dikonfirmasi Disway Kaltim, Senin (5/11/2019).
Eddy mengklaim tak asing dengan Rahmad. Keduanya pernah aktif di Pemuda Pancasila. Pernah sama-sama menjadi bagian dari Persiba Balikpapan.
"Untuk masalah pilkada, kita serahkan semua ke partai. Siapapun yang ditunjuk, itu kader terbaik. Dan juga tergantung calon wali kotanya, maunya berpasangan dengan siapa. Kalau ditunjuk partai (berpasangan dengan Rahmad), saya siap. Siap juga melepas jabatan anggota DPRD Kaltim," jelasnya.
Untuk diketahui, Thohari dan Eddy, ikut mendaftarkan diri sebagai bacalon kepala daerah. Saat PDIP membuka penjaringan untuk Pilkada Balikpapan awal September lalu.
Thohari, menjadi kader PDIP (ketika itu masih PDI) sejak tahun 1992. Pernah terlibat pengusiran Suryadi di Bandara Sepinggan. Pernah terlibat dalam upaya perebutan kantor PDI di Balikpapan.
"Saya waktu itu di Promeg (Pro Megawati). Itu peristiwa (perebutan kantor) di Balikpapan sekitar antara 1997-1998. Kantor yang di Klandasan itu," katanya.
Pengalaman menjadi pengurus PDIP dimulai dari ranting. Yakni sebagai ketua Ranting PDIP Sepinggan tahun 2000. Thohari, menjadi ketua DPC PDIP Balikpapan empat periode. Yaitu periode 2005-2010, 2010-2015, 2015-2019 dan 2019-2024.
Di DPRD Balikpapan, Thohari menjabat sejak 2009-2014. "Waktu itu masuk di tengah jalan. PAW menggantikan Pak Damuri. Kemudian 2014-2019, sebagai wakil ketua DPRD Balikpapan. Dan terpilih lagi jadi wakil ketua di periode 2019-2024," lanjutnya.
Pada Pemilu 2014, Thohari yang merupakan dapil caleg Balikpapan Selatan terpilih jadi anggota DPRD dengan perolehan 2.521 suara. Di Pemilu 2019, Thohari yang kembali maju dengan dapil yang sama, kembali terpilih dengan perolehan 4.605 suara.
Sementara Eddy Tarmo, putra salah satu pendiri PDI di Balikpapan. Mulai menjadi kader PDIP tahun 2012. Pernah menjabat di struktural partai. Sebagai wakil sekretaris eksternal DPD PDIP Kaltim 2014-2019.
Untuk periode 2019-2024, Eddy menjabat sebagai wakil bendahara DPD PDIP Kaltim.
Eddy, pertama kali menjadi anggota DPRD Kaltim asal PDIP dapil Balikpapan periode 2014-2019. Saat itu, perolehan suara ketika melenggang ke Karang Paci adalah 13.200 suara. Periode itu, dirinya di komisi III. Sebagai sekretaris komisi.
"Di Pemilu 2019, saya kembali terpilih. Dari dapil yang sama, Balikpapan. Dengan perolehan 15.370 suara. Kali ini saya juga di komisi III. Sebagai anggota," kata Eddy.
Sebelumnya, terkait kabar berkoalisinya Partai Golkar-PDIP, pimpinan kedua partai skala kota Rahmad Mas'ud dan Thohari Aziz tak menolak adanya kabar itu. Tapi juga belum membenarkan. (sah/dah)