Tanaman Obat Punya Potensi, Kukar akan Bangun Rumah Produksi

Jumat 26-11-2021,09:30 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

KUKAR, nomorsatukaltim.com - Sektor pertanian atau tanaman obat-obatan terus digodok oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kutai Kartanegara (Kukar). Menyasar hasil pertanian berupa jahe untuk mengisi pasar nasional hingga internasional, dengan menggaet perusahaan besar nasional. Upaya yang dilakukan pun dengan melakukan pelatihan. Tahun ini saja, sudah ada sebanyak dua kali pelatihan. Terpusat di Kecamatan Loa Kulu, yang menjadi lokus potensial. Yakni Desa Jonggon Jaya dan Margahayu, bersama komunitas petani pertanian obat-obatan. Ini sebagai upaya Dinas Koperasi dan UMKM Kukar memastikan menjadi produk apa, dari hasil pertanian obat-obatan berupa jahe ini. Seperti bahan jamu-jamuan, minyak, hingga bahan makanan. Dikarenakan hasil pertanian dari Kecamatan Loa Kulu ini sangat berkualitas dan memiliki potensi yang besar. Baca juga: Pasien Isoman COVID-19 di Kukar Lebih Butuh Obat-obatan dan Vitamin  "Kemarin dijajaki pasar di Jawa, mengisi perusahaan nasional, terkait harganya menjadi masalah, cost-nya tinggi yang jadi masalah," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kukar, Tajuddin pada Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Maka dari itu, Dinas Koperasi dan UMKM Kukar melakukan pelatihan dan vokasi. Memberikan bekal dan keterampilan dalam hal mengolah potensi tersebut. Memberikan nilai tambah, serta dengan harapan bisa menekan harga produksi dengan meningkatkan kualitasnya. Tak berhenti sampai di situ, pada 2022 mendatang pun bakal bersinergi dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI dan Kementerian Koperasi dan UMKM RI. Berencana membangun rumah produksi bersama, dengan Kukar berkewajiban untuk menyiapkan lahan seluas 5 ribu hektare untuk pengembangan rumah produksi bersama tersebut. "Nanti ada pelatihan produksi olahan jadi jamu atau sebagainya, sebagai BLKI (Balai Latihan Kerja Industri)-lah di Kukar," pungkas Tajuddin. Sebelumnya, pada Oktober lalu, Dinas Koperasi dan UMKM Kukar menggelar bimbingan teknis (bimtek) terhadap usaha mikro pada komoditas klaster biofarmaka di Kukar. Dengan menghadirkan narasumber dari Marta Tilaar Group dan PT Bintang Toedjoe. Lantaran Kukar dianggap menjadi satu-satunya wilayah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan biofarmaka. Bahkan Kukar ditunjuk sebagai lokasi major project pengelolaan terpadu UMKM untuk komoditas Biofarmaka pada 2022 nanti. Akan ada banyak sumber daya finansial maupun non-finansial yang dialokasikan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung keberhasilan major project ini. Pelaku UMKM-nya pun akan mendapatkan dukungan. Berupa fasilitas untuk sarana produksi, pelatihan, pendampingan, standarisasi dan sertifikasi bagi pelaku usaha mikro produsen biofarmaka tersebut. MRF/ZUL

Tags :
Kategori :

Terkait