Kutim Punya Pusat Bibit Unggas Pertama di Kaltim, Target 20 Ribu DOC Per Bulan 

Selasa 19-10-2021,20:00 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Kutim, nomorsatukaltim.com - Kebutuhan bibit unggas di pasar lokal Kaltim ternyata masih berharap suplai dari luar daerah. Perlahan masalah itu kini bisa ditangani. PT Kaltim Prima Coal (KPC) membangun pusat pembibitan unggas. Pusat pembibitan unggas ini dibangun di atas lahan pasca tambang. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Lokasi tepatnya berada di samping Peternakan Sapi Terpadu (Pesat), Kabo Jaya. Luas lahan yang disiapkan untuk pembibitan unggas ini mencapai satu hektare. Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman mengatakan, pusat pembibitan unggas ini jadi yang pertama di Kutim maupun Kaltim. Maka apresiasi tinggi diberikan atas upaya PT KPC membangun pusat pembibitan unggas ini. “Sehingga ini kabar baik bagi peternak. Karena tidak perlu berharap suplai dari luar daerah lagi,” ucap Ardiansyah, usai acara peresmian Pusat Pembibitan Unggas tersebut, Rabu (13/10/2021) lalu kepada Disway Kaltim. Ia menegaskan pula, meski dibangun oleh perusahaan, tapi pusat pembibitan ini bisa dimanfaatkan warga Kutim. Sehingga, baik peternak atau bukan dapat membeli bibit unggas di tempat tersebut. “Karena jika harus menunggu suplai dari luar daerah tentu makan waktu dan biaya. Kini semua bisa lebih dekat,” katanya. Pemkab Kutim pun menaruh harapan, peternak unggas mendapat kemudahan. Pertama, mengenai ketersediaan Day Old Chicken (DOC). Harga pun otomatis lebih murah, karena rantai distribusi yang pendek. “Sehingga peternak di Kutim khususnya dapat berkembang pula. Semua jadi lebih mudah dengan hadirnya pusat pembibitan unggas ini,” tuturnya. Sementara itu, apresiasi yang sama juga disampaikan perwakilan Dinas Perternakan Kaltim, Rofik. Menurutnya membangun breeding farm ini bukan perkara mudah. Bahkan pihaknya sejak lama mencanangkan hal serupa. Namun masih tak kunjung terwujud. “Sungguh apresiasi yang luar biasa, karena ini tidak mudah. Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih dan memang ini satu-satunya di Kaltim,” kata Rofik. Terpisah, Sekretaris Jenderal Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Kaltim Andrie Yuniarsa angkat suara. Ia mengakui, selama ini peternak  mendapat DOC yang mahal dan juga langka. “Karena seluruh DOC disuplai dari luar Kaltim dan harganya menjadi mahal dan langka. Breeding farm ini adalah cita-cita kami dan alhamdulillah kini sudah tersedia,” ujar Andrie. Optimistis Penuhi Pasar Lokal Sebagai yang punya gawe, Chief Operating Officer (COO) KPC, Muhammad Rudy menyebut, Pusat Pembibitan Unggas Lokal ini sudah direncanakan sejak 2019 lalu. Namun baru saat ini dapat terealisasi. "Ini sudah lama kami idam-idamkan. Saya yakin jika dikembangkan bisa menjadi ujung tombak perekonomian Kutai Timur," sebut Rudy. Rudy mengajak semua orang yang berkepentingan di dunia peternakan bisa bersama-sama meningkatkan produksi unggas lokal. "Mari kita kerja sama untuk meningkatkan produksi unggas lokal. Apalagi ibu kota negara di Kaltim, Semoga nanti Kutim bisa menjadi sentra ayam kampung saat IKN sudah ada," kata Rudy. Ditambahkan GM ESD PT KPC, Wawan Setiawan mengatakan, dibangunnya Pusat Pembibitan Unggas Lokal Kutim ini jawaban atas persoalan kelangkaan serta mahalnya DOC yang dibeli para peternak. Ini bentuk komitmen pihaknya untuk menghadirkan bibit unggas lokal yang terjangkau peternak. “Menurut hitungan kami, Pembibitan Unggas Lokal ini bisa menekan harga DOC hingga 30-40 persen kepada peternak. Ini tentu nilai yang sangat besar,” ucap Wawan. Pembangunan Pusat Pembibitan Unggas Lokal sendiri telah menelan biaya CSR KPC mencapai Rp 3,2 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun sarana dan prasarana, berupa dua unit kandang masing-masing berkapasitas 3.000 ekor indukan. Membangun unit hatchery untuk menyimpan tiga mesin pengeraman dan satu mesin penetasan berkapasitas 10 ribu butir telur. Kawasan seluas satu hektare itu juga dilengkapi dengan satu unit bangunan untuk perkantoran dan gudang pakan, dan dua unit fasilitas biosecurity. Pada program ini, KPC akan bekerjasama dengan dengan Yayasan Sangatta Baru (YSB), PT Yakin Sukses Bersama, dan PT Sumber Ungas Indonesia.  “Kami harapkan, usaha peternakan dapat mengambil keuntungan lebih tinggi, sehingga masyarakat bisa mandiri dan sejahtera,” kata Wawan. Lebih jauh Wawan menjelaskan, jenis ayam yang dikembangkan adalah Ayam Sentul. Sertifikasi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Indonesia pun telah dikantongi. Pada dua kandang ini, akan dikembangkan 6.000 ekor indukan dengan target bisa mencapai produksi 20 ribu ekor DOC per bulan. Menurut data Himpuli Kaltim, kapasitas produksi 20 ribu DOC tersebut, bisa memenuhi 30 persen kebutuhan Kaltim, yang per bulannya mencapai 80 ribu ekor. BCT/ENY

Tags :
Kategori :

Terkait