Samarinda, nomorsatukaltim.com - PresidenPusamania, Tomi Hermanto dapat memahami kemarahan suporter terhadap rentetan hasil minor yang didapat Borneo FC. Namun ia mengecam aksi turun ke jalan itu. Ia mengecap aksi itu adalah pengkhianatan terhadap komitmen suporter untuk menyukseskan gelaran liga musim ini.
Seperti diketahui, beberapa klausa yang harus dipenuhi klub agar Liga 1 dapat bergulir lancar adalah mampu mengendalikan pendukungnya. Untuk tidak datang ke stadion, menggelar nobar yang menciptakan kerumunan. Apalagi melakukan demonstrasi ke jalan.
PSSI, PT LIB, dan klub sudah sepakat untuk tidak ada kegiatan melanggar prokes yang membuat kompetisi bisa dihentikan sewaktu-waktu. Yang justru akan merugikan tim dan pemain, serta industri sepak bola secara luas.
“Saya katakan itu tidak wajar, karena apa? Sudah ada komitmen awal. Saya tidak respek!”
“Sejak awal PSSI ini susah payah menggelar kompetisi. Jangan dikhianati. Ketika nanti terjadi apa-apa, siapa yang bertanggung jawab. Tidak perlu turun ke jalan, bikin malu kita saja. Nanti kalau terjadi apa-apa lalu kita yang jadi kambing hitam kemudian kompetisi stop bagaimana?”
“Ini kan sudah komitmen menggelar kompetisi bertahap. Saya tidak ada toleransi dengan aksi turun ke jalan seperti itu. Tidak ada ngomong, kalau ada ngomong pasti saya larang. Ini komitmen awal. Kita mesti pegang. Karena masih pandemi ini lho yang bahaya, pelan-pelan sepak bola kita ini berjalan sudah bagus,” tegas Tomi, ketika dikonfirmasi melalui saluran telepon, Senin 4 Oktober 2021.
Soal mencak-mencak yang ditunjukkan manajemen, Tomi menilai itu hal yang lumrah. Bagaimana pun, permainan ketika melawan Persita tak boleh dibiarkan. Pemain harus disadarkan mereka bermain untuk siapa. Namun kembali, semarah apa pun, tujuannya harus mengarah ke perbaikan performa. Dan tidak melanggar prokes.
“Saya pikir masih bagus hasil yang di peroleh Borneo FC, masih awal kompetisi. Masih bisa ngejar untuk bersaing di papan atas. Konsistensi itu sulit lho ya, harus di fahami itu. Yang di atas belum tentu stabil sampai akhir bisa nangkring diatas.
“Yang lebih paham soal tim itu manajemen. Amir juga bagus, tapi memang tekanan mental tinggi, dan di situlah kualitas pelatih diuji. Sejauh ini soal reaksi masih hak dan wewenang manajemen saya melihatnya.”
“Amir memang perlu tekanan di tengah lapangan untuk jadi pelatih top masa depan. Soal pelatih baru, bagus saja selama memberi kontribusi yang bagus nantinya buat tim.”
“Belum terlambat, masih sangat terbuka peluang untuk mengejar ketertinggalan dan bersaing di papan atas klasemen,” tutup Tomi sembari mengingatkan pada Pusamania untuk bersikap bijak dalam menyalurkan hasrat dan gairah mereka terhadap sepak bolanya Borneo FC Samarinda.
IMBANG BERUJUNG KISRUH
HASIL imbang 2-2 yang didapat Borneo FC Samarinda ketika meladeni tim promosi Persita meledakkan reaksi manajemen dan pendukung. Kondisi internal sempat memanas. Di Samarinda, sekelompok suporter turun ke jalan meneriakkan protes. Perlu kah sereaktif itu?
Semua orang yang terpaut dengan Borneo FC Samarinda berharap bisa buka puasa kemenangan. Ketika bersua Persita di pekan keenam Liga 1 2021, Sabtu kemarin. Pasalnya, Pesut Etam baru sekali merasakan 3 poin. Itu juga di laga perdana. 5 pertandingan berikutnya, mereka hanya mendapat 4 poin. Hasil dari sekali kalah dan 4 kali imbang beruntun.
Hasil imbang kontra Barito Putera masih dimaklumi. Karena saat itu Borneo menjalankan laga perdana tanpa pelatih kepala Mario Gomez yang mendadak cabut. Dua hasil imbang berikutnya lawan Persib dan Bali United justru disyukuri. Di masa transisi, Pasukan Samarinda masih menampilkan semangat perlawanan yang tinggi. Memetik poin dari dua tim favorit juara tidak lah buruk.