Samarinda, nomorsatukaltim.com – Datang paling awal ke Papua dengan niat mendapat kesempatan jajal venue pertandingan. Atlet menembak Kaltim justru mendapati lapangan masih terkunci. Dijaga ketat siang malam. Alasannya masih ada sedikit pembangunan dan finishing. Haduh.
Ketimbang kecewa, sembari menanti venue dibuka. Mereka memilih untuk mempelajari kondisi cuaca, arah dan tekanan angin sekitar venue pertandingan. Yang dinilai memiliki perbedaan dengan saat latihan di Balikpapan, Kaltim. Terlebih venue lapangan tembak PON XX Papua berdiri di atas ketinggian yang dinilai punya tekanan angin lebih kencang.
Beruntung, selain berada di ketinggian, venue di bangun di pesisir pantai. Kelima atlet penembak Kaltim itu punya kebiasaan latihan di pinggiran laut. Tinggal melakukan sedikit penyesuaian. Apalagi yang menjadi andalan peraih medali emas PON kali ini adalah yang bermain outdoor.
Pelatih Persatuan Berburu dan Menembak Indonesia (Perbain) Kaltim, Achmad Nursaid menjelaskan situasi dan perkembangan yang dihadapi di lokasi pertandingan. Sampai di provinsi paling timur Indonesia pada 25 September, niatnya untuk mendapat waktu latihan cukup.
“Kenali kondisi geografis ya, tanggal 2 Oktober baru dibuka. Jadwal pertandingannya dimulai tanggal 5. Begitu venue terbuka kami akan jalani penimbangan senjata, jenis amunisi atlet dan pengukuran perlengkapan lain,” katanya saat dikonfirmasi, kemarin.
Baginya, kelima atlet yang diusung ke Papua harus mengenal dan menganalisa arah angin yang memang kerap berubah, selain tekanannya sendiri. Syukurnya, Said melanjutkan. Gambaran venue dengan apa yang diprediksikan jauh hari hampir mirip. Termasuk pemilihan jenis amunisi yang sering menggunakan karakter amunisi melawan angin.
“Pas, peluru yang kita pesan cocok. Termasuk atlet andalan kita di outdoor. Sambil tes akurasi. Semoga saja cepat di buka.”
Nursaid yang didampingi asisten pelatih bersama manajer tim sejauh ini belum bisa memprediksi peluang merebut medali. Karena kunci pertama melihat peluang itu dapat di nilai dari lapangan. Sementara sampai dengan saat ini masih tertutup begitu rapat. Bahkan sekedar mengintip saja susah minta ampun.
“Belum bisa kita gambarkan, karena lapangan benar-benar terkunci dan dijaga ketat. Kami mau coba pakai drone saja terancam nanti bisa-bisa ditembak. Sensitif sekali. Tidak bisa kita siasati,” jelasnya.
“Satu alasan dari tuan rumah, kedua memang belum ready, masih finishing. Semua daerah nanti hanya punya waktu dua hari untuk tes persiapan lapangan,” tandasnya.
Sementara kelima atlet tembak Kaltim akan bertanding di beberapa nomor. Antara lain, Andi Ferdi Dery dan Dwi Firmansyah akan main di nomor Individual 50 M Rifle 3 Position Putra, Individul 10 M Air Rifle Putra, Team 10 M Air Rifle Putra, Team 50 M Rifle 3 Position Putra. Sandy Dwi Putra dan Moech Eka Adhi Sumanegara bermain di nomor Individual 10 M Air Pistol Putra, Individual 25 M Rapid Fire Pistol Putra, Individual 50 M Air Rifle Putra, dan Team 10 M Air Pistol Putra. Plus Arif Pabiaran yang memainkan Individual Production Division. Dari 22 nomor yang dipertandingkan. (frd/ava)